Meski belum ada korelasi yang dibuat antara cacing ini dan spesies modern mana pun, Jacquet meyakini bahwa penelitiannya mampu memperdalam pemahaman tentang evolusi konvergen.
“Evolusi konvergen adalah di mana kelompok yang berbeda dan tidak terkait mengadaptasi fitur serupa,” tutur Jacquet.
“Baju besi ini merupakan adaptasi yang cukup unik. Berfungsi dengan baik untuk lingkungan tertentu dan melindungi dari predator tertentu, adaptasi serupa lainnya terdapat pada beberapa kelompok hewan yang tidak terkait, seperti trenggiling hingga kaki seribu,” papar Jacquet.
Cacing mungkin bisa meringkuk menjadi bola untuk menangkis predator dengan lebih baik - tetapi pada akhirnya, pertahanan yang mengesankan ini tidak menyelamatkan mereka dari menghilang dalam peristiwa kepunahan besar.
Kepunahan massal yang akan segera terjadi pada akhir periode Devon memusnahkan 75 persen kehidupan di Bumi, mulai 365 juta tahun yang lalu.
Tidak lagi hilang dari sejarah, dua cacing ini, Excalibur dan Shuriken mungkin bisa lebih tenang sekarang karena mengetahui bahwa kisah hidup mereka yang berbahaya dan berani masih diceritakan 400 juta tahun kemudian.
Jacquet memaparkan dinamai Lepidocoleus caliburnus menurut legenda Inggris kuno, 'Excalibur' adalah pedang ajaib yang digunakan oleh Raja Arthur yang legendaris, pelindung Inggris pada abad kelima dan keenam.
Semantara Lepidocoleus shurikenus dinamai karena kemiripannya dengan garis besar shuriken, kata dalam bahasa Jepang untuk melempar bintang, seperti yang dijelaskan dalam jurnal Papers in Palaeontology.
Baca Juga: Uniknya Cacing Penis, Mengapa Mereka Menarik dan Penting Bagi Laut?
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR