Pertengkaran antara kakak dan adik di rumah rasanya lumrah terjadi. Begitu juga dengan sikap orangtua yang suka meminta anak yang lebih tua untuk selalu mengalah kepada adiknya.
Padahal disadari atau tidak, terlalu sering membuat kakak mengalah kepada adiknya akan membentuk kepribadian yang buruk bagi anak-anak kita selanjutnya.
Mengajarkan si kakak untuk mengalah sebetulnya adalah hal yang positif. Si kakak diajarkan untuk memiliki sikap bela rasa dan perhatian kepada adiknya. Sikap demikian juga akan berguna kepada kehidupan sosialnya kelak.
Akan tetapi jika Anda sebagai orangtua terlalu sering membuat kondisi dimana sang kakak harus selalu mengalah kepada adiknya, ada kemungkinan ia akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri, ragu-ragu, pemalu, dan kurang optimis karena selalu berada dalam kondisi harus mengutamakan orang lain.
Kehadiran adik bagi anak pertama tak jarang membuat sang kakak cemburu karena perhatian seisi rumah menjadi teralihkan kepada sosok adiknya.
Jika Anda terlalu sering membuat si kakak mengalah kepada adiknya demi agar rumah tidak menjadi gaduh, lambat laun si kakak mengalami kekecewaan yang dalam terhadap Anda sebagai orang tua. Kekecewaan itu dampaknya akan terbawa hingga ia dewasa. Sang kakak dapat tumbuh menjadi sosok yang iri hati atau pendendam, pesimis, kurang percaya diri, dan sebagainya.
Untuk itulah, Anda harus peka dalam mengajarkan kapan si kakak bisa mempertahankan haknya dan mengalah, begitu pula kepada adiknya. Kapan adik bisa menerima haknya dan tidak selalu merebut apa yang menjadi privasi si kakak.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR