Sudah dua tahun berlalu sejak menghilangnya pesawat MH370, pesawat Malaysia Airlines yang hilang ketika terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing. 239 orang berada dalam pesawat itu.
Sebuah perusahaan Amerika, Phoenix International, akan bergabung dalam pencarian minggu depan, di atas sebuah kapal China, dan akan menyisir Samudra Hindia bersama tiga kapal Belanda.
Pencarian bawah air ini akan berlangsung di Samudra Hindia sebelah selatan, lepas dari pesisir barat Australia.
Sonar pemindai Phoenix International, yang mampu memotret daerah luas dari dasar laut, akan ditarik oleh Kapal Penyelamat China, Dong Hai Jiu 101.
Pakar mengatakan Sonar milik Phoenix ini lebih akurat dibandingkan sonar tradisional yang sebelumnya dipakai. Menurut pejabat Phoenix, sonarnya memiliki resolusi gambar yang tinggi, dan datanya bisa langsung diakses serta baterenya lebih tahan lama.
Mike Kutzleb, direktur Phoenix mengatakan, “Kami sepenuhnya paham dan menghargai besarnya upaya yang dilakukan, dan kami ingin membantu Badan Keselamatan Transpor Australia dalam usaha menemukan MH370 ini.”
Bulan lalu tim pencari mengatakan, mereka menemukan puing kapal pada kedalaman air 3.700 meter, 2.600 kilometer Barat Daya dari pelabuhan Fremantle, Australia, di mana tiga kapal pencari yang dilengkapi sonar ditempatkan.
Galeri Rongsokan Kapal atau The Shipwreck Galery dari Museum Australia Barat melakukan tinjauan awal dari gambar-gambar dan menyatakan bahwa rongsokan itu adalah sebuah kapal baja atau besi dari sekitar abad ke-19.
Operasi bawah air yang dipimpin Australia telah melakukan pencarian itu di daerah seluas lebih dari 80.000 kilometer persegi di dasar laut sejak akhir 2014.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR