Jika Anda tidak dapat bangun pagi untuk berolahraga pagi, jangan terlalu memaksakan diri. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ada DNA yang membuat seseorang terbiasa bangun pagi dan sebaliknya, sebagian lainnya tidak.
Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Nature Communications, mengisolasi 15 daerah dalam genom manusia yang berkaitan dengan kecenderungan atau melawan "morningness."
"Dalam penelitian ini kami berangkat untuk menemukan lebih banyak tentang preferensi individu terhadap awal meningkatnya, dan kemampuan mengidentifikasi asosiasi genetik dengan morningness, serta hubungan dengan pola gaya hidup dan ciri-ciri lainnya," ungkap Dr. Youna Hu, seorang ilmuwan di 23andMe dan penulis utama makalah. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dalam salah satu penelitian genetik terbesar dari jenisnya, peneliti dari San Jose State University dan perusahaan genetik pribadi 23andMe menggunakan data lebih dari 89.000 orang dewasa yang dikumpulkan oleh 23andMe. Untuk pertama kalinya, mereka menarik hubungan antara gen tertentu dan laporan diri menjadi "orang pagi."
Tujuh dari 15 gen terkait dengan morningness dihubungkan dengan irama sirkadian, siklus 24 jam tubuh untuk beraktivitas dan istirahat, yang mengikuti siklus harian saat gelap dan terang. Ritme sirkadian mendikte sejumlah perubahan fisik, psikologis dan perilaku yang terjadi sepanjang hari, yang menunjukkan bahwa mereka juga memainkan peran penting dalam preferensi di pagi hari atau malam hari.
Hasil studi ini juga menemukan bahwa dalam beberapa ciri-ciri umum terdapat kecenderungan tumpang tindih untuk menjadi orang pagi. Misalnya, perempuan dan orang dewasa di atas usia 60 tahun lebih cenderung menjadi orang-orang pagi.
Menjadi orang pagi juga memiliki manfaat kesehatan tertentu. Orang pagi secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk menderita insomnia atau depresi, dibandingkan mereka yang menggambarkan diri mereka sebagai manusia malam. Mereka juga memiliki BMI (Body Mass Index) rata-rata lebih rendah dari para nocturnal.
"Apa yang baru dari temuan ini adalah, kami mampu menunjukkan bahwa variasi dalam gen mempengaruhi preferensi individu untuk aktif di pagi hari atau malam hari," ungkap Dr. David Hinds, ahli genetika statistik di 23andMe dan salah satu penulis studi tersebut. "Pekerjaan juga berimplikasi pada beberapa gen yang sebelumnya tidak diketahui memiliki peran sirkadian."
Sangat penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa genetika merupakan salah satu faktor dalam membentuk diri kita, menurut para peneliti.
"Genetika kita mempengaruhi preferensi dan pilihan gaya hidup, dan dengan jenis penelitian ini mungkin dapat membantu kita memahami atau menjelaskan, mengapa kita memiliki suatu preferensi," kata Hinds. "Namun, banyak faktor lain yang penting, dan preferensi kita tidak ditentukan oleh genetika kita," tandas Hinds.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR