Pada pelaksanaan Gerakan Menuju Smart City 2021, pemerintah melibatkan 70 kota/kabupaten di sekitar 10 kawasan wisata prioritas, dengan 48 kota/kabupaten mendapat serangkaian bimbingan teknis yang insentif.
Dalam pelaksanaannya, Kemenkominfo juga bekerja sama dengan kementerian terkait, seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN-RB, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kantor Staf Kepresidenan, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Baca Juga: Rute Menuju Dusun Butuh, Nepal van Java yang Dibanggakan Sandiaga Uno
Untuk menyusun rencana induk pembangunan daerah berbasis smart city, pemerintah kota/kabupaten dibimbing oleh akademisi dan praktisi smart city. Agar relevan dengan kondisi lapangan, penyusunan dilakukan berdasarkan tantangan dan potensi setiap kota/kabupaten.
Rencana induk tersebut disusun untuk periode 5-10 tahun ke depan. Rencana juga disusun secara komprehensif sesuai enam pilar, yaitu smart governance, smart economy, smart branding, smart living, smart society, dan smart environment.
Gerakan Menuju Smart City 2021 pun telah melahirkan program-program inovatif. Misalnya saja seperti yang dilakukan oleh Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kawasan tersebut berencana mempromosikan desa wisata Bena, Trolela, dan Belaragi melalui platform digital.
Di samping itu, ada pula Kabupaten Temanggung yang mengembangkan aplikasi Sinotika. Aplikasi tersebut berfungsi sebagai layanan laporan bencana.
Program yang lahir dari Gerakan Menuju Smart City 2021 disusun tidak hanya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada wisatawan, tetapi juga meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat.
Dengan begitu, Gerakan Menuju Smart City 2021 memberikan manfaat optimal bagi wisatawan dan jutaan warga di sekitar kawasan wisata prioritas.
Penulis | : | Tim Konten |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR