Ekstrovert cenderung mengembangkan gen ekspresi yang bersemangat dan gen ini memengaruhi kekuatan sistem imun manusia. Dengan kata lain, kegembiraan dapat menaikkan kekebalan tubuh sedangkan depresi melemahkannya.
Selain itu, diduga kuat orang ekstrovert cenderung lebih banyak terpapar bakteri atau jamur karena bergaul dengan banyak orang. Alhasil, tubuh mereka lebih terlatih melawan sumber penyakit.
5. Lebih bisa fokus walau mengantuk
Seorang introvert lebih mampu mengatasi efek negatif karena kurang tidur dibanding seorang ekstrovert, kata penelitian dari Walter Reed Army Institute tahun 2010.
Para peneliti menemukan, setelah terjaga selama 36 jam (termasuk 12 jam bersosialisasi dengan teman-teman), orang yang ekstrovert lebih tidak bisa fokus dan menjadi kurang hati-hati dibanding si introvert. Sosialisasi bisa sangat melelahkan bagian otak yang mengatur konsentrasi.
Para peneliti juga menemukan, bahwa orang yang introvert memiliki gairah kortikal di otak yang lebih tinggi sehingga mereka lebih bisa menahan kantuk dibanding rekannya yang memiliki kepribadian ekstrovert.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR