Deretan nampan besar berisi makanan khas belitung telah terhidang dengan rapi, lengkap dengan kue dan teh hangat. Makan bedulang, begitu lah masyarakat Belitung menyebutnya.
Seperti banyak tempat di Indonesia yang memiliki makan bersama, Provinsi Bangka-Belitung pun memiliki tradisi yang mereka sebut Makan Bedulang. Umumnya tradisi makan ini dilakukan untuk mempererat keakraban maupun dalam gelaran acara-acara seperti pernikahan tradisional.
“Makan bersama, ambil berkahnya,” ungkap Ibu Muslimah, tokoh masyarakat Belitung yang namanya mencuat lantaran novel Laskar Pelangi.
Dulang merupakan nampan besar berbentuk lingkaran yang menjadi alas bagi beberapa piring menu makanan. Jaman dahulu, dulang terbuat dari kayu namun saat ini lazim digunakan dulang berbahan seng.
Makan menggunakan dulang tak serupa dengan makan bersama yang biasa dilakukan masyarakat India maupun timur tengah yang mencampurkan makanan pokok serta lauk dalam satu piring besar dan berbagi makanan di tempat yang sama. Pada makan bedulang setiap orang akan menggunakan piring masing-masing sebagai alas makan personal, nasi dan lauk yang tersaji diambil menurut selera. Meski begitu kebersamaan tetap di utamakan dalam prosesi makan ini.
Tak hanya terkait dengan penyajian makanan, ternyata Makan Bedulang memiliki aturan tersendiri. Para tetua mendapatkan kesempatan pertama dalam mengambil sayur dan lauk yang ada begitu pun urutan mencuci tangan. Tak disarankan untuk menggunakan sendok dan garpu saat ikut Makan Bedulang, karena harus menggunakan tangan maka mencuci tangan adalah hal yang wajib. Biasanya ada wadah cuci tangan yang digunakan bersama, pun dengan serbet sebagai pengering tangan.
Sebenarnya hampir semua makanan bisa disajikan dalam Makan Bedulang, karena esensi utama pada akan Bedulang adalah kebersamaan. Menurut Bu Mus, makan bedulang merupakan kebiasaan masyarakat Belitung saat berkumpul. Namun tetap dikarenakan tradisi yang telah melekat, umumnya makanan khas Belitung lah yang disajikan dengan bahan yang didapatkan secara lokal pula.
Dalam satu dulang terdapat beberapa jenis makanan yang akan dimakan bersama. Kali ini tersuguh dihadapan tumis pucuk iding-iding, ayam bumbu ketumbar, umbut kelapa, sate ikan, gangan daging dan tak lupa ikan bakar beserta sambal nanas. Kue Bingka atau Bingke juga tersaji terpisah sebagai makanan penutup dan teman berbincang setelah makan. Begitu pula nasi dan air minum yang disajikan diluar dulang.
Dalam satu dulang biasanya akan ada kombinasi antara sayuran, lauk dan sambal. Tumisan menjadi sayur favorit warga Belitung untuk disajikan. Tumis Pucuk iding-iding adalah tumisan pucuk dari tanaman lokal Belitung yang biasanya ditemukan disekitar rawa. Sedangkan Tumis umbut atau akar biasanya disajikan umbut kelapa namun kerap kali juga disajikan rebung.
Untuk lauk biasanya disajikan ikan, ayam dan hewan ternak lainnya. Belitung terkenal dengan laut dan pantainya, barang tentu hasil lautnya juga melimpah. Pada sajian dihadapan kami saat itu, Sate Ikan bukanlah sajian ikan yang ditusuk melainkan olahan ikan laut yang mirip dengan otak-otak. Untuk Ikan Bakar, sajiannya tak banyak menggunakan bumbu namun bila dikombinasikan dengan sambal nanas maka akan menciptakan rasa yang menggoyang lidah. Menu masak ketumbar pun tak kalah nikmatnya, biasanya ayam atau itik yang disajikan dengan bumbu ini.
Sajian gangan merupakan yang menarik dan hampir selalu menjadi pusat perhatian saat makan, maklum biasanya diletakan di tengah dulang dan menjandi sat-satunya makanan berkuah.Panganan dengan kuah kuning ini mudah sekali ditemukan di kawasan Belitung. Rupanya tak semua gangan sama, kali ini Saya mencicipi gangan daging yang dimasak dengan singkong, jenis ini disebut dengan gangan darat. Bu Mus menjelaskan jenis lainnya adalah gangan laut dengan ikan laut yang dimasak bersama nanas.
“Gangan darat bisa pakai daging, kalau ikan air tawar juga gangan darat dimasak pakai singkong,” jelas Bu Mus mengenai makanan khas Belitung ini.
Dahulu makan bedulang hanya bisa ditemukan di acara-acara kebersamaan namun kini setelah Belitung menjadi salah satu destinasi wisata, mulai banyak rumah makan yang menyajikan berbagai menu yang disusun dalam dulang atau biasa disebut Dulang Set.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR