Para astronom telah menemukan sebuah komet tanpa ekor yang pertama dari jenisnya. Komposisi ini dapat membuka petunjuk dari pertanyaan lama tentang pembentukan dan evolusi tata surya, menurut penelitian yang dipublikasikan pada Jumat (29/4) di jurnal Science Advances.
Komet tersebut diberi nama "Manx", merujuk nama kucing yang lahi tanpa ekor. Komet Manx terbuat dari batu yang biasanya ditemukan di dekat Bumi. Kebanyakan komet terbuat dari es dan senyawa beku lainnya dan dibentuk dalam tata surya nan dingin dan jauh untuk dicapai.
Para peneliti percaya bahwa komet ini terbentuk di kawasan yang sama dengan Bumi, lalu terpental jauh ke halaman belakang tata surya, seperti katapel gravitasi planet-planet yang berdesakan.
Para ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu sekarang berusaha untuk mempelajari berapa banyak lagi komet Manx terdapat di jagat raya. Ini dapat membantu debat terkait cara dan waktu tata surya menetap ke konfigurasi saat ini.
"Tergantung berapa banyak yang kami temukan, kami akan tahu apakah planet raksasa menari-nari di sistem tata surya ketika mereka masih muda, atau jika mereka tumbuh diam-diam tanpa banyak bergerak," kata salah satu penulis studi, Olivier Hainaut. Ia seorang astronom dari Observatorium Eropa Selatan (ESO) di Jerman.
Komet Manx juga dikenal sebagai C / 2014 S3. Ia ditemukan pada tahun 2014 dengan Panoramic Survey Telescope dan Rapid Response System (Pan-STARRS). Jaringan teleskop ini dapat menggerus langit malam hari untuk menangkan gerakan cepat komet, asteroid dan benda langit lainnya.
Biasanya komet yang datang dari kawasan Manx memiliki ekor terang, ketika mereka mendekati matahari, es menguap dari tubuh mereka dan berkilauan di bawah pantulan sinar matahari. Sebaliknya, Monx terlihat gelap dan hampir tak berekor ketika terlihat dua kali lebih jauh dari matahari seperti jarak Bumi.
Analisis menunjukkan bahwa alih-alih es biasa yang ditemukan pada komet Monx, melainkan materi yang mirip dengan asteroid berbatu, yang terletak di antara sabuk Mars dan Jupiter.
“C / 2014 S3 muncul secara murni, mengindikasikan bahwa telah berada di tata surya jauh nan dingin untuk waktu yang lama,” kata Karen Meech, penulis utama studi sekaligus astronom dari University of Hawaii.
Penemuan komet Manx dapat membantu para ilmuwan untuk memperbaiki model komputer yang digunakan untuk mensimulasikan pembentukan tata surya.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR