“Itu membuat saya berpikir. Saya ingin berkomunikasi dengan semua orang. Itu benar-benar membuat saya berpikir pertama kali tentang seni grafis, lalu karya digital, karena bentuk itu dapat mudah didistribusikan. Dan tiba-tiba internet tersedia.”
Dan di situlah ada kesempatan bagi kreativitas dan teknologi untuk bertemu. “Pemikiran desain melampaui aspek visual. Proses itu juga mencakup pemecahan masalah dan kreativitas dari sudut pandang fungsional dan kegunaan selain soal estetika,” ujar Melissa Simson, direktur periklanan Kargo, perusahaan mobile advertising berbasis di New York. Kebutuhan akan keahlian itu terus bertambah.
“Generasi teknologi selanjutnya akan lebih mempertimbangkan kapabilitas desain pada inti inovasi,” kata perempuan itu.
Kehidupan sebagai tukang corat-coret
Untuk menjadi seorang tukang corat-coret yang sukses di Google butuh sejumlah keahlian lintas fungsi, kata Germick. Di antaranya: etos kerja kuat, kemauan belajar, selera humor, penghargaan pada proses kreatif, dan setidaknya satu bakat ekspresif. Pekerjaan itu sebenarnya tentang menyatukan seni dan teknologi.
“Karena media ini memungkinkan ekspresi visual dan interaksi teknologi berjalan bersamaan... semakin kuat keahlian Anda di kedua disiplin itu, semakin efektif Anda dapat berkomunikasi menggunakan hasil akhirnya,” katanya.
Kini, Germick mengawasi staf yang terdiri dari selusin atau lebih pedesain dan teknisi di kantor pusat Google di Mountain View, California. Tim itu bekerja bersama ratusan staf Doodle lainnya di kantor Google di seluruh dunia.
Google doodle terkenal karena menghambat produktivitas karyawan, orang menghabiskan total 4,8 jam memainkan Pac-Man di doodle peringatan 30 tahun game PAC-MAN selama dua hari doodle itu ditampilkan.
!break!Google doodle juga mengajarkan orang satu-dua fakta tentang tokoh yang tidak terkenal, juga membuat beberapa orang marah, ketika mereka memilih ulang tahun ke-86 aktivis hak sipil Cesar Chavez alih-alih Paskah pada 2013.
Doodle tak sekadar menarik bagi pengunjung Google, menurut pakar branding Karen Post dari Tampa, Florida. Itu langkah “brilian” bagi perusahaan, kata perempuan itu.
Google doodle pertama muncul pada musim panas 1998 ketika pendiri Google, Larry Page dan Sergey Brin, mencari cara asyik untuk memberi tahu orang bahwa mereka sedang tidak di kantor ketika mereka pergi ke festival Burning Man (festival seni tahunan di Amerika Serikat -red.).
Mereka menaruh gambar orang-orangan yang merupakan simbol festival itu di balik huruf “o” ke dua di logo Google.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR