4. Mengigau
Menurut American Academy of Sleep Medicine, sekitar 5 persen dari orang dewasa berbicara saat mereka tidur. Kebanyakan sesi percakapan hanya bertahan rata-rata sekitar 30 detik. “Ini sering terjadi dalam satu atau dua jam pertama dari tidur, ketika tubuh Anda masuk ke tahap tidur nyenyak, tetapi masih ada otot yang mampu menghasilkan suara atau gerakan yang dapat menyertai mimpi,” tutur Winter.
5. Mimpi berulang
Bermimpi merupakan cara bagi otak untuk memilah, mengevaluasi dan memproses berbagai hal sebelum disimpan sebagai memori. Mimpi berulang seringkali terjadi karena ada masalah psikologis yang belum terselesaikan, dan sedang coba dipilah-pilah oleh otak Anda. Winter mengungkapkan, “Seringkali, mimpi berulang sebagian berdasarkan pada kenyataan.”
6. Berhubungan seks
Dalam sebuah studi yang melibatkan lebih dari 800 pasien dengan gangguan tidur, 8 persen di antaranya dilaporkan mengalami seksomnia—berhubungan seks saat tidur.
Seksomnia merupakan fenomena yang mirip dengan berjalan saat tidur, kita mulai terbangun dari tidur dalam sehingga bisa bergerak dan mungkin bicara, tetapi otak belum sepenuhnya sadar. Kemungkinan seksomnia terjadi saat seseorang bermimpi tentang seks atau ketika pergi tidur ketika ada dorongan untuk seks.
7. Sindrom kepala meledak
Seaneh istilahnya, sindrom kepala meledak membuat orang terbangun secara tiba-tiba setelah mendengar suara keras seperti ledakan, kilatan cahaya atau perasaan bahwa kepala mereka meledak. Padahal, tidak terjadi apa-apa. Ini hanya semacam hipnagogik, mirip seperti perasaan Anda sedang jatuh. Winter menjelaskan, “Anda sedang memasuki tahap tidur nyenyak, tetapi tubuh belum mencapai tahap kelumpuhan dan indera Anda masih aktif.”
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR