Warna telur biru-hijau melindungi embrio burung dari sinar matahari yang berbahaya. Begitulah hasil penelitian Dr David Lahti dari Universitas Kota New York dan Dr Dan Ardia dari Perguruan Tinggi Franklin & Marshall.
Para penulis menguji hipotesis bahwa pigmentasi membantu telur menyeimbangkan antara dua efek yang berlawanan dan berpotensi merusak dari matahari. Transmisi cahaya membuat telur berwarna terang, dan pemanasan membuat telur berwarna gelap.
Baca juga: Pernah Bingungkan Aristoteles, Teka-teki Bentuk Telur yang Oval Akhirnya Terungkap
Penelitian dilakukan dengan menguji empat telur dengan lingkungan cahaya yang berbeda. Ada yang diberi cahaya radiasi ultraviolet, radiasi inframerah, meningkatkan intensitas cahaya, dan mengurangi intensitas cahaya.
Seperti yang diperkirakan, kulit telur semakin biru (gelap) ketika terlindung dari cahaya dan radiasi UV yang berbahaya. Tapi warna lebih intens juga menyebabkan telur untuk menyerap lebih banyak cahaya dan panas, yang dapat menjadi lebih berbahaya di lingkungan cerah.
Pola-pola ini, dikombinasikan dengan pengetahuan tentang perilaku bersarang dan habitat burung. Perilaku ini juga membantu prediksi mengapa warna telur dari beberapa burung di seluruh spesies berwarna dari biru menjadi putih.
Baca juga: Kecoak Bisa Bertelur Tanpa Pejantan
Telur gelap diperkirakan karena berada dalam cahaya moderat untuk melindungi embrio. Tetapi dalam sarang cerah, telur berwarna lebih terang. Sedangkan kamuflase dari predator masih mungkin merupakan faktor yang paling penting yang mengatur evolusi warna telur kusam dan berbintik-bintik.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR