Negara-negara Asia Tenggara dipenuhi oleh keragaman budaya serta alam. Hal tersebut menjadikan kawasan ini memiliki daya tarik tersendiri di mata wisatawan, terutama mancanegara. Beberapa negara tersebut seperti Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Indonesia.
Tahun 2016 ini, Vietnam mulai mengalami peningkatan angka wisatawan yang cukup signifikan. Pariwisata negara tersebut mulai menekan dominasi negara-negara yang selama ini menjadi destinasi dengan kunjungan terbanyak di Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.
Hal tersebut rupanya turut dirasakan oleh Deputi Bagian Pengembangan Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, I Gde Pitana. Menurutnya, Vietnam saat ini tengah gencar dalam mempromosikan pariwisatanya.
"Vietnam itu sedang sangat gencar dengan pariwisatanya.Mereka mengembangkan Danang, Nha Trang, dan terutama pulau di selatan Vietnam yang hanya satu setengah jam dari Singapura," ujarnya.
Pitana sendiri mengungkapkan hal tersebut tak menjadi masalah bagi Indonesia. Ia justru beranggapan bahwa tak hanya kompetisi di bidang pariwisata yang terjadi di antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara, namun juga sikap saling menggerakan para wisatawan.
"Kita di Asia mempunyai kesepakatan untuk membuat Asia sebagai single destination. Jadi ketika wisatawan- wisatawan Eropa datang ke Asia sebagai sebuah single destination. Silahkan berkeliling-keliling ke Asia nanti," jelas Pitana setelah konferensi pers Nihiwatu \'#1 Hotel in the World\' by Travel+Leisure di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, pada Senin (18/07/2016).
Indonesia sendiri telah memiliki sejumlah strategi untuk mempromosikan pariwisata Indonesia pada wisatawan mancanegara. Hal itu, menurut Pitana, akan mampu meningkatkan terus angka wisatawan mancanegara ke Indonesia.
"Kita akan memperkenalkan dan mensosialisasikan kembali bebas visa kunjungan kepada wisatawan, khususnya dari pasar-pasar utama. Kalau ternyata memang setelah kita sosialisasikan hal itu, hasilnya akan sangat bagus," jelasnya.
Pitana mengakui sejumlah negara-negara telah berhasil menerapkan hal tersebut hingga mampu meningkatkan angka wisatawan mancanegara. Negara-negara itu seperti Cina,
Australia, Amerika, dan Eropa.
Rupanya pemotongan anggaran kementerian yang dilakukan tahun 2016 ini tidak menjadi kendala bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk terus melakukan promosi pariwisata Indonesia. Beberapa langkah diambil untuk mengantisipasi hal-hal terkait pengembangan dunia pariwisata tanah air.
"Promosi adalah sebuah investasi jangka panjang. Dengan adanya pemotongan anggaran, maka terpaksa komponen untuk branding kita kurangi karena branding itu untuk jangka panjang. Kini kita akan lebih berkonsentrasi pada penjualan. Sementara branding kita kurangi dulu," ujar lelaki berkacamata itu.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR