Empat puluh tahun yang lalu, NASA mendaratkan pesawat ruang angkasa di permukaan Mars untuk pertama kalinya. Kita, manusia untuk pertama kalinya pula dapat melihat pemandangan close-up pertama dari lanskap planet Merah.
(Baca : Mungkinkah Manusia Bertani di Mars?)
Viking 1 merupakan pesawat ruang angkasa yang mendarat di permukaan Mars pada 20 Juli 1976, tujuh tahun setelah astronot Apollo 11 melangkah ke bulan. Awalnya, pendaratan Viking 1 dijadwalkan pada Hari Kemerdekaan Amerika, 4 Juli, namun setelah mengorbit di sekitar Mars, terungkap bahwa lokasi pendaratan itu sangat berbatu. Pengendali misi ini akhirnya memutuskan untuk menyesuaikan tanggal, hingga pesawat ruang angkasa bisa menemukan tempat yang lebih halus untuk mendarat. Hal ini dikemukakan, Bill Barry, kepala sejarawan NASA.
Misi Viking 1 cukup sukses besar dari perspektif rekayasa, sebuah perjalanan 11-bulan melalui ruang angkasa untuk mendarat sempurna di planet lain. Perisai panas dan parasut desain diperbarui dan digunakan dalam misi selanjutnya ke Mars. Selain itu pengukuran Viking terhadap atmosfer dan permukaan Mars digunakan dan dianalisis hingga hari ini.
Seminggu setelah mendarat, sampel tanah Mars diteliti melalui rentetan tes untuk mencari bukti kehidupan: terutama molekul karbon dan gas yang dilepaskan oleh organisme metabolisme berbagai nutrisi yang telah ditambahkan ke tanah. Hasil dari tiga uji sampel tanah Mars adalah negatif.
Namun, pada uji keempat memiliki hasil yang menjanjikan ... setidaknya pada awalnya. Pada tes ini, air, nutrisi dan bentuk radioaktif karbon ditambahkan ke dalam tanah Mars. Jika ada organisme yang memakan nutrisi radioaktif, mereka akan memancarkan gas tertentu. Pendarat mendeteksi gas ini dari tanah saat pertama kali tes dilakukan, namun selama dua uji coba berikutnya, tidak ditemukan.
Inilah yag membuat ilmuwan bingung selama beberapa dekade. Beberapa peneliti telah mencoba untuk melakukan tes di Bumi, hasilnya memang bukan negatif, namun justru dicap sebagai tes yang "tidak meyakinkan".
Pada diskusi panel tentang sejarah misi Viking 1, Bugos mengatakan bahwa kurangnya hasil yang pasti membunuh keinginan untuk mencari kehidupan di Mars. (Baca pula : Ilmuwan Temukan Bukti Mars Alami Zaman Es)
Erik Conway, seorang sejarawan untuk Jet Propulsion Laboratory di California, menambahkan bahwa perubahan dalam fokus politik terhadap program pesawat ulang-alik NASA dan gagalnya misi Mars Observer tahun 1984 juga memberikan kontribusi terhadap kesenjangan 17-tahun sebelum pendarat lain dikirim ke Mars.
Opportunity dan Curiosity, dua dari rover terbaru, lebih difokuskan pada mempelajari kondisi masa lalu Mars, melihat apakah planet Merah cocok untuk kehidupan? Mereka masing-masing menemukan bukti adanya air di Mars pada masa lalu. Curiosity juga memperhatikan bahwa metana secara berkala meningkat, kemungkinan besar karena reaksi kimia antara bebatuan Mars dan air. Tetapi ada kemungkinan kecil itu bisa terjadi karena ada organisme hidup.
Jadi, 40 tahun setelah Mars dicapai, manusia masih memegang harapan bahwa ada kehidupan atau paling tidak, pernah ada kehidupan di Planet Merah.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR