Hujan Meteor Perseid berasal dari sisa debu ekor komet Swift-Tuttle yang pernah melintasi Bumi dan diamati astronom Lewis Swift dan Horace Tuttle dari Amerika pada tahun 1862.
Komet ini rutin mengorbit matahari setiap sekitar 130 tahun sekali. Setiap kali melintas di tata surya bagian dalam, komet ini meninggalkan triliunan bebatuan kecil di belakangnya.
Saat Bumi melintasi jalur yang dipenuhi sisa-sisa puing komet Swift-Tuttle, bebatuan itu mengalami tarikan oleh gravitasi Bumi dan masuk dalam lapisan atmosfer Bumi serta terbakar di sana menjadi kilatan cahaya. Meteor ini disebut Perseid karena mereka tampak terbang keluar dari rasi bintang Perseus.
Tanggal 11-13 Agustus lalu, hujan meteor Perseid mencapai puncaknya. Puluhan kilasan meteor yang bergesekan dengan atmosfer Bumi menghiasi langit malam. Fotografer NASA berhasil mengabadikan momen Hujan Meteor Perseid dari Spruce Knob, Virginia Barat. Simak foto-fotonya berikut ini.
Meteor Perseid melintas dengan kecepatan mengagumkan: 59 kilometer per detik! Bisa dikatakan, Perseid 500 kali lebih cepat dibanding mobil tercepat di dunia. Pada kecepatan itu, bahkan sedikit debu meteor pun akan menghasilkan cahaya terang ketika bergesekan dengan atmosfer Bumi. Ketika bergesekan dengan atmosfer, suhu puncak meteor bisa mencapai 3.000 hingga 10.000 derajat Fahrenheit.
Kita tak perlu khawatir, sebab hujan meteor Perseid tidak menimbulkan bahaya bagi Bumi. Sebagian besar terbakar 50 mil di atas planet kita. Tetapi, serangan bertubi-tubi bisa menimbulkan masalah bagi pesawat antariksa.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR