Namun dalam catatan yang ada, laut sedang dalam proses kenaikan level antara 2 hingga 3 kaki pada 2100. Bahkan, kenaikan level laut dibawah 3 kaki saja akan mampu menenggelamkan empat juta orang.
Laut tidak hanya akan memiliki es yang sedikit di kutub, namun juga akan berlanjut ke daerah tropis. Laut menyerap sepertiga dari karbon dioksida yang ada di atmosfer, yang menyebabkan mereka menjadi hangat.
Jika perubahan iklim masih terus berlanjut, dalam waktu dekat habitat koral laut akan musnah. Hingga kini, koral laut masih dalam kondisi terancam.
Laut bukanlah satu-satunya tempat yang mengalami pemanasan. Meskipun kita mengurangi emisi, gelombang panas ekstrim pada musim panas di daerah tropis aan terjadi setelah tahun 2050.
Peringatan pun perlu diperhatikan lagi pada sumber air yang mengering. Menurut makalah yang ada di tahun 2013, ilmuwan menggunakan model untuk meperkirakan frekuensi kekeringan. Perubahan iklim akan mampu menyebabkan kekeringan hingga 40 persen di seluruh wilayah, dua kali lipat dari yang saat ini terjadi.
Cuaca ekstrim akibat El Nino yang terjadi di tahun 2015 dan 2016 adalah indikasi bahwa kita berada dalam bencana alam yang dramatis. Adanya kebakaran hutan dan gelombang panas menjadi bagian dari tahun 2070 dan selanjutnya. Schmidt mengatakan bahwa pada 2100, kita akan mencapai posisi berada di antara “sedikit lebih hangat dari hari ini dan lebih panas dari hari ini”.
Namun perbedaan antara “sedikit” dan “banyak” dalam skala Bumi adalah terselamatkannya banyak nyawa atau tidak.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR