Soekarno tak hanya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, ia juga menggali dunia seni rupa, tari, hingga musik. Begitu ungkapan putra bungsunya, Guruh Soekarno Putra dalam seminar ‘Karya Seni Rupa & Sejarah Indonesia’ pada Senin (22/08/2016) di Galeri Nasional, Jakarta.
Sebagai seorang yang mencintai keindahan, Soekarno telah mengumpulkan benda-benda seni perunggu dari kota Budapest, batu pualam dari Italia, dan lukisan-lukisan dari berbagai negara. Dalam buku autobiografinya yang ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno sendiri yang berbelanja benda-benda yang menghiasi Istana Negara di Jakarta.
Dalam seminar, Guruh sempat membacakan sepotong kisah dari buku autobiografi sang ayah, yang secara tegas menolak sebuah transaksi benda seni dengan seorang tamu dari Texas yang berkunjung ke Istana Bogor.
“Seorang Texas terpikat oleh sebuah benda seni milikku," ujar Guruh menirukan cerita ayahnya. "Dia mencoba melakukan transaksi.”
Sang tamu dari Texas itu hendak melakukan transaksi dengan memberikan sebuah mobil Cadillac untuk ditukar dengan benda seni tersebut. Namun Soekarno menolaknya dengan tegas.
“Kalau aku menyukai seseorang, aku akan memberinya sebuah lukisan atau tenunan sebagai hadiah,” ucap Guruh menirukan ayahnya. “Tapi aku tidak pernah berniat menjualnya. Semua itu akan kuwariskan kepada rakyat Indonesia, bilamana aku meninggal.”
Soekarno pernah mengharapkan jika koleksi benda-benda seninya diletakan di Museum Nasional. Hal tersebut ia lakukan dengan harapan, rakyatnya mampu menikmati lukisan-lukisan itu dan merasakan kedamaian seperti yang pernah ia rasakan kala itu.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR