Nationalgeographic.co.id—Dikenal sebagai foricae, toilet mandi umum Romawi merupakan fasilitas praktis tempat orang-orang biasa dapat buang air di zaman kuno.
Foricae dirancang terbuka. Terdapat lempengan batu yang memiliki lubang-lubang dengan jarak yang sama untuk tempat duduk, hanya berjarak beberapa sentimeter.
Meskipun penataannya mungkin terdengar membuat bergidik, itu merupakan bagian penting dari kebersihan ruang publik. Setidaknya menurut standar di masa itu.
Sering dibangun di dekat pemandian umum, foricae dibangun di atas aliran air yang mengalir. “Aliran air itu membawa limbah dari kota-kota Romawi ke sungai-sungai di dekatnya,” tulis Amber Morgan di laman All That’s Interesting.
Untuk membersihkan diri setelah BAB, pengunjung foricae menggunakan tersorium — spons laut yang ditancapkan pada tongkat. Karena pengguna tidak tahu bagaimana penyakit menyebar, tersorium kemungkinan besar digunakan berkali-kali oleh semua orang yang memasuki fasilitas tersebut.
Foricae merupakan bagian dari upaya sanitasi Kekaisaran Romawi yang lebih besar, yang mencakup saluran air dan sistem pembuangan limbah. Misalnya, Cloaca Maxima yang terkenal di Roma.
Meskipun memiliki kekurangan, toilet umum dan sistem pembuangan limbah awal Romawi ini merupakan pendekatan inovatif terhadap pengelolaan limbah perkotaan. Namun, hal itu tidak berarti bahwa toilet umum tersebut baik untuk kesehatan masyarakat.
Bagaimana cara kerja toilet umum Romawi kuno?
Bangsa Romawi kuno memiliki sistem yang ketat untuk mengelola limbah mereka. Di antara kelas non-elite Romawi, toilet umum ini terhubung ke sistem pembuangan limbah awal.
Toilet umum ini tersedia bagi orang-orang untuk melakukan urusan mereka sambil mengobrol dengan sesama pengguna. Banyak contoh toilet kuno ini yang ada di seluruh Kekaisaran Romawi.
Toilet Romawi ini, yang disebut foricae, secara khusus dibangun untuk orang miskin dan orang yang diperbudak di Romawi kuno. Dengan adanya foricae, kaum elite tidak perlu menyaksikan kelas bawah buang air kecil dan besar di jalan. Jadi, kamar mandi tersebut paling sering digunakan oleh pekerja pria, pedagang, dan budak.
Baca Juga: Sejak Era Romawi Kuno, Polusi Timbal Menurunkan Kecerdasan Intelektual
Source | : | All Thats Interesting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR