Selama beberapa ratus juta tahun yang lalu, telah terjadi banyak kepunahan massal. Siapa yang pertama kali menjadi penyebabnya dan haruskah kita khawatir pada yang selanjutnya akan terjadi?
Bumi telah bertahan dalam sejumlah kepunahan massal selama ribuan tahun, dan hal itu sangat memungkinan kita sebagai manusia saling memicu satu sama lain.
Metazoans, fosil hewan paling pertama yang ada di bumi, memiliki kemungkinan sebagai mahluk yang paling bertanggung jawab dalam kepunahan massal di bumi. Penelitian terbaru yang keluar dari Vanderbilt University menguatkan teori sebelumnya bahwa metazoan menjadi penyebab kematian massal 600 juta tahun yang lalu.
Hal-hal yang menjadi latar belakangnya adalah ketika metazoan muncul pada lapisan biosfer, mereka menggambarkan tujuan hidup yang baru dan berbeda dari tujuan kemunculan mereka sebelumnya.
Tidak seperti dominasi kehidupan organisme laut lainnya yang tidak bergerak waktu itu, metazoan dapat bergerak secara spontan dan bebas. Hal itu membuat mereka memiliki kebiasaan memakan organisme lain, atau material yang dihasilkan organisme lain.
Para peneliti melihat metazoan sebagai "teknisi ekosistem" yang mampu mengubah lingkungan agar sesuai dengan cara hidup mereka.
Perubahan Bumi yang bergetar, atau dikenal dengan ledakan Cambrium, berpengaruh pada perkembangan hewan-hewan modern seperti vertebrata, moluska, dan yang lainnya. Hal itu semacam sebuah gerakan lambat dalam sebuah ledakan yang membutuhkan waktu 25 juta tahun, bahkan lebih.
Metazoan juga menjadi petaka bagi kehiduap di Bumi sebelumnya. Bukti fosil terbaru dari Namimbia kurang lebihnya mengkonfirmasi tragedi tersebut.
"Ada analogi yang sangat kuat antara kepunahan di Bumi di masa lalu dengan apa yang terjadi saat ini," ujar Simon Darroch, direktur dari proyek penelitian tersebut. "Akhir kepunahan Ediacaran menunjukkan evolusi perilaku baru yang mampu secara fundamental mengubah seluruh keadaan planet, dan saat ini, kita manusia adalah teknisi ekosistem terkuat yang pernah diketahui."
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR