Terdapat sejumlah negara yang memiliki persiapan terhadap terjadinya erupsi gunung berapi, salah satunya Jepang. Berada di area cincin api, Jepang menjadi rumah bagi plethora, dan dalam Scientific Reports terbaru mengungkapkan bahwa erupsi akan terjadi di sana dalam kurun waktu 28 tahun kemudian.
Sakurajima, yang terletak di pulau utama Kyushu, merupakan gunung yang masih aktif, dan tidak begitu aman untuk berada di sekitar di area tersebut. Gunung tersebut memiliki sejarah letusan yang fatal, dengan bencana yang terakhir kali terjadi di tahun 1914. Letusan tersebut berubah menjadi erupsi terbesar abad ke-20 di Jepang dan menewaskan setidaknya 58 orang.
Dengan pemikiran seperti itu, para ilmuwan Bumi memilih untuk dihadapkan pada sebuah tugas yang sulit. Merea hendak memprediksi kapan erupsi selanjutnya akan terjadi dalam waktu beberapa tahun kedepan.
Pertama, mereka menggunakan teknik yang didesain untu mengukur formasi lapisan untuk melihat irisan model 3D dari sumber magma, yang berada dekat kaldera Aira. Data menungkapkan 14 juta kubik meter dari magma yang dipompa ke dalam kerak dangkal di bawah Sakurajima setiap tahunnya.
“Jika mengikuti pola erupsi tahun 1914, paroxysm akan dimulai dengan letusan tipe Plinian besar bersamaan dengan terbentuknya kolom abu besar,”
Tim melakukan kalkulasi dari letusan yang akan terjadi dan mendapati magma yang dipasok ke gunung berapi akan lebih cepat terjadi dibandingkan erupsi itu sendiri.
Selama erupsi tahun 1914, puing-puing gunung berapi yang dilepaskan memiliki volume 1,5 kilometer kubik. Berdasarkan data terkahir dari tingkat pasokan magma yang terjadi pada 1914, kemungkinan akan terjadi letusan lagi dalam 130 tahun berikutnya. Itu berarti letusan besar Sakurajima yang memiliki kemampuan menghancurkan itu akan terjadi sekitar 2044.
“Jika mengikuti pola erupsi tahun 1914, paroxysm akan dimulai dengan letusan tipe Plinian besar bersamaan dengan terbentuknya kolom abu besar,” ujar kepala penulis penelitian Dr. James Hickey, seorang vulkanologis University of Exeter. Aliran lava dan aliran piroklastik yang sangat panas juga akan muncul dalam erupsi tersebut.
Dengan banyaknya tanda-tanda masalah yang terdeteksi, butuh evakuasi menyeluruh dari area disekitar gunung. Namun dengan adanya catatan pergerakan waktu dari erupsi Sakurajima, penelitian ini memberikan kesempatan pada pemerintah setempat untuk membuat perencanaan untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa.
Sakurajima merupakan gunung berapi paling aktif di Jepang. Sejak 1955, gas yang terkandung di sana mendorong letupan magma dan percikan-percikan lava tiap harinya, serta adanya air mancur api.
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR