Pemerintah membenarkan rencana pemusnahan tersebut, salah satu yang terbesar sejak tahun 1911. Pemerintah Norwegia mengklaim itu adalah cara pengendalian populasi predator untuk meminimalkan kerugian bagi domba petani.
Kelompok dan komunitas pecinta satwa dan lingkungan (termasuk WWF Norwegia) mengecam kebijakan pemerintah. Mereka berpendapat bahwa kerusakan yang disebabkan oleh populasi kecil (serigala liar) tidak banyak (minimal), dan respon pemerintah telah keluar dari proporsi yang seharusnya. Mereka juga menduga, pemerintah telah termotivasi oleh faktor-faktor lain.
“Kami belum pernah mengalami kebijakan seperti ini selama hampir 100 tahun, kebijakan di masa silam adalah untuk membasmi semua predator besar," ungkap Nina Jensen, kepala cabang World Wide Fund for Nature (WWF) Norwegia dalam suatu pernyataan.
Tahun lalu, belum pernah terjadi sebelumnya, 11.000 orang mengajukan 16 jenis perizinan yang dikeluarkan secara hukum untuk berburu serigala. Itu berarti, 700 pelamar untuk setiap lisensi. Pemerintah dituduh menaikkan jumlah lisensi yang dikeluarkan tahun ini, karena permintaan izin perburuan telah meningkat.
Sebanyak 24 serigala akan ditembak dalam habitatnya, yang masih bagian dari Norwegia. Sedangkan, 23 ekor serigala lainnya akan dibunuh di bagian lain negara itu. Jumlah serigala yang akan diburu mencapai 47 dari sekitar 68. kelompok lingkungan Norwegia mengatakan jumlah tersebut telah melebihi jumlah populasi serigala yang tersisa.
Kebijakan pemerintah cukup mengundang pro-kontra, mengingat di tahun sebelumnya, serigala secara resmi terdaftar sebagai satwa yang terancam punah di Norwegia.
“Orang-orang di seluruh negeri, dan di luar perbatasan, sekarang akan bereaksi,” tukas Jensen.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR