Mereka juga menemukan bahwa versi omicron mampu mengikat reseptor ACE2 tikus secara efisien, menunjukkan bahwa omicron mungkin bisa "ping-pong" antara manusia dan mamalia lain.
Para peneliti kemudian melihat seberapa baik antibodi terhadap isolat virus sebelumnya melindungi terhadap varian omicron. Mereka melakukan ini dengan menggunakan antibodi dari pasien yang sebelumnya telah terinfeksi dengan versi virus sebelumnya, divaksinasi terhadap jenis virus sebelumnya, atau telah terinfeksi dan kemudian divaksinasi.
Mereka menemukan bahwa antibodi dari orang-orang yang telah terinfeksi oleh jenis sebelumnya dan dari mereka yang telah menerima salah satu dari enam vaksin yang paling banyak digunakan saat ini, semuanya telah mengurangi kemampuan untuk memblokir infeksi.
Baca Juga: Butuh Booster Vaksin Untuk Menangkal Serangan Omicron yang Parah
Antibodi dari orang yang sebelumnya telah terinfeksi dan mereka yang telah menerima vaksin Sputnik V atau Sinopharm serta dosis tunggal Johnson & Johnson memiliki sedikit atau tidak ada kemampuan untuk memblokir—atau “menetralisir”—masuknya varian omicron ke dalam sel. Antibodi dari orang yang telah menerima dua dosis vaksin Moderna, Pfizer/BioNTech, dan AstraZeneca mempertahankan beberapa aktivitas penetral, meskipun berkurang 20 hingga 40 kali lipat, jauh lebih banyak daripada varian lainnya.
Antibodi dari manusia, dalam hal ini sekelompok pasien dialisis ginjal, yang telah menerima booster dengan dosis ketiga dari vaksin mRNA yang diproduksi oleh Moderna dan Pfizer/BioNTech hanya menunjukkan penurunan 4 kali lipat dalam aktivitas penetralan. "Ini menunjukkan bahwa dosis ketiga benar-benar membantu melawan omicron," kata Veesler.
Semua kecuali satu perawatan antibodi yang saat ini diizinkan atau disetujui untuk digunakan dengan pasien yang terpapar virus, tidak memiliki atau secara nyata mengurangi aktivitas melawan omicron di laboratorium. Pengecualiannya adalah antibodi yang disebut sotrovimab, yang memiliki pengurangan aktivitas penetralan dua hingga tiga kali lipat.
“Temuan bahwa antibodi dapat menetralkan melalui pengenalan area yang dilestarikan dalam begitu banyak varian virus yang berbeda menunjukkan bahwa merancang vaksin dan perawatan antibodi yang menargetkan wilayah ini bisa efektif melawan spektrum varian yang luas yang muncul melalui mutasi,” ujar Veesler.
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR