Leandro Malta Borges, mahasiswa pascasarjana di Federal University of Santa Maria Brazil, tak sengaja menemukan adegan mengerikan tersebut pada 23 Oktober 2015. Saat itu, ia dan rekan-rekannya sedang berjalan melalui padang rumput Serra do Cavera di Brasil selatan.
Di bawah sebongkah batu, mereka menemukan spesimen ular tak berbisa Erythrolamprus almadensis, tetapi bagian depan dan tengah tubuhnya telah dicabik-cabik oleh spesies tarantula besar yang disebut Grammostola quirogai.
Dalam deskripsi adegan tersebut yang diterbitkan di jurnal Herpetology Notes bulan lalu, para peneliti menganggap kematian ular diakibatkan oleh kesalahan ular yang menerobos masuk sarang tarantula.
Di Serra do Cavera, banyak spesies tarantula, terutama betina yang menetap, bersembunyi di balik bebatuan.
“Kemungkinan besar, ular itu terkejut setelah memasuki teritori tarantula, sehingga akhirnya berhasil ditaklukan,” tulis para peneliti.
Untuk membunuh ular, tak diragukan lagi, tarantula menggunakan taring yang panjangnya mencapai 2 cm. Tapi, sulit untuk memastikan apa tepatnya penyebab kematian ular.
Nafsu makan besar
Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah mengatahui bahwa ular dapat menjadi mangsa bagi tarantula. Pada 1926, peneliti Brasil bernama Vital Brazil dan Jehan Vellad telah menemukan bahwa tarantula dalam penangkaran terkadang memangsa ular.
Studi lebih lanjut pada 1992 melaporkan bahwa tarantula goliath pemakan burung (Theraphosa blondi) dapat memangsa ular fer-de-lance.
“Mereka makan hampir semua yang dapat mereka raih dan kuasai,” kata ahli tarantula Chris Hamilton, yang juga merupakan peneliti di Florida Museum of Natural History.
Selain memangsa ular, tarantula juga diketahui gemar memangsa katak, kadal dan tikus kecil.
Meski demikian, penelitian Borges dan rekan-rekannya tetap penting, karena sebelumnya belum pernah ada yang mendokumentasikan perilaku tarantula yang memangsa ular di alam liar.
“Sangat menyenangkan bisa berkontribusi dalam catatan ini, karena sejauh yang kita tahu, kasus serupa yang berhasil didokumentasikan sebelumnya hanya ada di situasi penangkaran,” kata Borge.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR