Tim ilmuwan yang meneliti tentang Ötzi manusia es berhasil mengungkap makanan terakhir yang dikonsumsi manusia purba tersebut sebelum ia tewas akibat terkena anak panah lebih dari 5.300 tahun silam.
Makanan terakhir Ötzi berupa irisan daging berlemak yang dikeringkan. Ilmuwan menduga daging ini berasal dari kambing liar yang biasa ditemukan di Tyrol Selatan, Italia.
Kesimpulan ini terungkap setelah para peneliti menguji struktur serat daging yang terawetkan dalam skala nanoskopis.
(Baca juga: Bakteri di Perut Otzi The Iceman, Memetakan Migrasi Manusia)
“Kami menganalisis struktur nano irisan daging dan sepertinya Ötzi makan daging kering yang sangat berlemak, seperti bacon,” ujar pemimpin peneliti, Albert Zink.
Penemuan ini merupakan perkembangan dari penemuan sebelumnya pada 2011 silam, ketika para peneliti menemukan perut Ötzi mengandung daging kambing.
Pada saat itu, para peneliti belum yakin apakah daging tersebut mentah, dimasak, atau dikeringkan. Berkat penelitian kali ini, misteri tersebut akhirnya terpecahkan.
Zink juga mengatakan bahwa Ötzi bakteri perangsang maag dalam ususnya. “Kemungkinan ia mengalami sakit maag sepanjang hidupnya,” ungkap Zink.
(Artikel terkait: Ini Gaya Busana Otzi Sebelum Tewas pada 5.300 Silam)
Sejak jasadnya ditemukan oleh para pendaki Jerman di Oetztal Alps, Italia, pada ketinggian 3.210 meter September 1991, Ötzi menjadi objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan.
Satu per satu, misteri tentang kehidupan dan kematian manusia es ini mulai terungkap. Sejauh ini, kita tahu bahwa Ötzi hidup sampai usia lebih dari 45, tingginya kira-kira 1,6 meter, dan berat sekitar 50 kilogram.Tahun lalu, para peneliti telah berhasil merekonstruksi suara Ötzi dan mengetahui gaya busana yang dikenakan.
(Baca juga: Seperti Inilah Suara Otzi Sang Manusia Es)
Hasil studi sebelumnya mengungkap, Ötzi tewas akibat terkena panah di punggungnya. Hingga kini mengapa ia ditembak, siapa yang menembaknya, dan apakah ada orang lain yang bersamanya selain penyerangnya, masih menjadi misteri.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR