Nationalgeographic.co.id—Otoritas Afrika Selatan meyakini negaranya telah melewati puncak gelombang virus corona keempat, yaitu varian Omicron. Afrika Selatan telah mencabut jam malam yang membatasi pergerakan publik dengan segera.
"Semua indikator menunjukkan negara (ini) mungkin telah melewati puncak gelombang keempat di tingkat nasional. Meski varian Omicron sangat menular, tingkat rawat inap telah lebih rendah daripada gelombang sebelumnya" kata pernyataan dari rapat kabinet khusus yang diadakan sebelumnya belum lama ini seperti dilansir the guardian.
Pernyataan tersebut keluar ketika kepala Organisasi Kesehatan Dunia mengeluarkan nada optimis tentang mengalahkan pandemi pada tahun 2022. Sementara pemerintah di Pretoria (ibu kota Afrika Selatan) menghapus jam malam dari tengah malam hingga jam 4 pagi berdasarkan lintasan pandemi, tingkat vaksinasi dan kapasitas yang tersedia di sektor kesehatan.
Pemerintah setempat mengatakan, berdasarkan data dari departemen kesehatan Afrika Selatan menunjukkan penurunan mingguan 29,7 persen dalam kasus baru yang terdeteksi dalam pekan yang berakhir 25 Desember. Jumlah rawat inap di rumah sakit juga telah menurun di delapan dari sembilan provinsi di Afrika Selatan.
Dengan hampir 3,5 juta infeksi dan 91.000 kematian, Afrika Selatan telah menjadi negara yang paling parah terkena dampak di Benua Afrika selama pandemi. Afrika Selatan merupakan tempat varian Omicron dari virus corona pertama kali terdeteksi bulan lalu.
Selain mencabut jam malam, Afrika Selatan juga memutuskan bahwa toko alkohol dengan izin untuk beroperasi di atas jam 11 malam dapat kembali ke kondisi lisensi penuh. Keputusan tersebut menjadi dianggap menjadi anugerah bagi para pedagang dan pebisnis yang terkena dampak pandemi dan ingin pulih selama musim perayaan.
Source | : | The Guardian |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR