Nationalgeographic.co.id—Apakah Anda pernah memperhatikan ketika anak kecil sedang berkonsentrasi, ia menjulurkan lidahnya tanpa disadari. Misalnya saat ia belajar menulis.
Namun hal ini tidak terjadi pada anak-anak saja. Orang dewasa juga menjulurkan atau menekan lidah mereka ke langit-langit mulut saat melakukan tugas yang sulit.
Jadi apa hubungan konsentrasi tinggi dengan menjulurkan atau menjepit lidah?
Menurut Gillian Forrester, profesor kognisi komparatif dari Universitas London, menjulurkan lidah dilakukan ketika seseorang melakukan pekerjaan yang membutuhkan aktivasi motorik halus dari tangan.
Teori motor overflow menjelaskan soal kebiasaan unik ini. Neuroimaging mengungkapkan bahwa wilayah otak yang dikhususkan untuk bahasa tumpang tindih dengan jaringan saraf yang ditujukan untuk ketangkasan dan penggunaan alat.
Motor overflow menunjukkan bahwa neuron yang bekerja di daerah ketangkasan sangat aktif. Sehingga neuron ini meluap ke jaringan saraf di sebelahnya yang mengarahkan mulut. Sehingga ketika Anda sangat fokus pada tugas motorik halus, efeknya "melimpah" ke wilayah bahasa, melibatkan mulut serta lidah.
Tangan dan lidah adalah satu-satunya artikulator halus di tubuh dan dikendalikan oleh bagian otak yang tumpang tindih di belahan otak kiri, tutur Forrester. Studi menemukan bahwa kemampuan motorik memprediksi produksi bahasa, terutama saat menggunakan alat yang kompleks. Penulis menyimpulkan bahwa ini berarti bahwa penggunaan alat (keterampilan motorik halus) dan bahasa berbagi proses kognitif.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR