Kebun Raya Balikpapan merupakan kawasan konservasi ex-situ yang berada sekitar 20 kilometei dari Kota Balikpapan, tepatnya di Karang Jorang.
Kawasan konservasi ex-situ adalah kawasan pengelolaan jenis tumbuhan di luar habitatnya yang ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut.
Kebun ini diresmikan pada 1 Desember 2005 dengan penyerahan kantong semar (Nepenthes mirabilis) yang kemudian menjadi maskot dari Kebun Raya Balikpapan. Pada 2007, pohon Ulin (Eusideroxylon zwageri) menggantikan kantong semar sebagai maskot Kebun ini.
Dengan luas 191 hektare, Kebun Raya Balikpapan memiliki 1.200 spesies tanaman yang ditanam sejak 2007. Dari total lahan tersebut, hanya 10% lahan yang akan dibuka untuk dijadikan bangunan, hal ini ditujukan untuk memaksimalkan fungsi konservasi Kebun Raya Balikpapan.
Meskipun masih dalam proses pembangunan infrastruktur, beberapa pembangunan fasilitas sudah dilakukan untuk menunjang kebutuhan para pengunjung. Untuk pelayanan yang optimal, pengunjung dapat memilih jenis kunjungan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan, di antaranya kunjungan umum, kunjungan dinas, kunjungan asing, dan kunjungan pendidikan.
Kebun ini dibangun dengan tema "Konservasi Tumbuhan Kayu Indonesia", tema ini diambil dari lokasi kebun yang berada di Pulau Kalimantan, salah satu pulau yang menyimpan kekayaan berbagai tumbuhan penghasil kayu.
Pengunjung dapat melihat berbagai macam koleksi kayu-kayu genus Dipterocarpaceae seperti meranti, kapur, ulin, keruing, bingkirai, dan kaharu. Selain itu, terdapat koleksi tumbuhan khas hutan tropis, pohon-pohon buah, tumbuhan yang dilindungi, dan koleksi anggrek yang terdapat di Rumah Anggrek.
Di samping fungsi konservasi, kebun yang berada dalam kawasan Hutan Lindung Wain ini memiliki fungsi penelitian, pendidikan, wisata lingkungan, dan jasa lingkungan. Aktivitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung di kebun ini sangat beragam, yaitu kegiatan konservasi, kunjungan, pelatihan, outbond, menanam pohon, eksplorasi, lomba lintas alam, dan wisata flora.
Penulis | : | |
Editor | : | Devy Listyarini |
KOMENTAR