Nationalgeographic.co.id—Banyak bentuk kehidupan baru dan tak terduga yang telah ditemukan jauh di bawah lapisan es Antarktika. Makhluk-makhluk hidup ini mungkin tidak besar dan mungkin tidak cantik, tetapi penemuan mengejutkan ini mengajarkan para ilmuwan bagaimana kehidupan dapat bertahan di salah satu lingkungan yang paling tidak jelas di Bumi.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Current Biology, para peneliti dari British Antarctic Survey baru-baru ini mengumumkan penemuan 77 spesies baru di bawah lapisan es Antarktika, termasuk bryozoa berbentuk pedang dan cacing serpulid.
Bryozoa, yang biasa dikenal sebagai hewan lumut, adalah filum hewan invertebrata sederhana yang hidup di lingkungan perairan. Makhluk ini biasanya tidak lebih besar dari satu milimeter. Hewan ini sering terdiri dari kerangka luar yang keras, mirip dengan karang, dengan sekelompok tentakel seperti rambut yang digunakan untuk menyaring makanan. Cacing serpulid juga serupa dengan bryozoa, hewan pengumpan suspensi yang hidup menetap.
Kehadiran makhluk-makhluk sederhana ini menimbulkan beberapa pertanyaan besar. Sebagian besar ekosistem dimulai dengan sinar matahari, yang diserap dan diubah menjadi bentuk energi yang dapat digunakan melalui fotosintesis. Namun, hewan-hewan itu hidup di bawah ratusan meter es di mana tidak ada cahaya yang bisa menembusnya. Jadi, bagaimana mereka menopang diri mereka sendiri?
Baca Juga: Penemuan Arang Kuno Ungkap Antarktika Dulunya Pernah Terbakar Hebat
"Penemuan begitu banyak kehidupan yang hidup dalam kondisi ekstrem ini benar-benar kejutan dan mengingatkan kita bagaimana kehidupan laut Antarktika begitu unik dan istimewa," ujar David Barnes, ahli biologi kelautan di British Antarctic Survey yang menjadi penulis utama laporan studi ini, seperti dilansir IFL Science.
"Sungguh menakjubkan bahwa kami menemukan bukti dari begitu banyak jenis hewan, sebagian besar memakan mikroalga (fitoplankton) namun tidak ada tanaman atau ganggang yang dapat hidup di lingkungan ini," tutur Barnes dalam sebuah pernyataan.
Jadi pertanyaan besarnya adalah bagaimana hewan-hewan ini bertahan dan berkembang di sini?
Tim menduga jawabannya terletak pada sejumlah besar ganggang yang terbawa ke bawah lapisan es dari perairan terbuka, meskipun masih ada pertanyaan lanjutan atas hipotesis ini. Sebab, anehnya, kehidupan hewan ditemukan lebih berlimpah di bawah lapisan es ini daripada di perairan terbuka.
Para peneliti mengakses lingkungan yang kurang dikenal ini menggunakan lubang sedalam 200 meter yang dibor pada tahun 2018 di Lapisan Es Ekström dekat Stasiun Neumayer III di Laut Weddell Tenggara. Kondisi di permukaan di daerah ini sangat keras, dengan suhu yang sering turun di bawah nol derajat Celsius.
Sebelumnya, bentuk-bentuk kehidupan lain telah ditemukan di bawah lapisan es Antarktika, mulai dari krill hingga ikan. Namun hasil penelitian baru ini telah menimbulkan banyak kejutan.
"Kejutan lainnya adalah mengetahui berapa lama kehidupan telah ada di sini," jelas Gerhard Kuhn, rekan penulis studi dari Alfred Wegener Institute yang mengoordinasikan proyek pengeboran ini.
Hasil penanggalan karbon dari fragmen mati hewan dasar laut ini bervariasi dari era saat ini hingga 5.800 tahun lalu. Jadi, meskipun berada jauh dari perairan terbuka terdekat, yakni berjarak 3 hingga 9 kilomter, area di bawah lapisan es ini telah menjadi oasis kehidupan yang terus menerus ada selama hampir 6.000 tahun.
Baca Juga: Sains Terbaru Ungkap Penemu Benua Antarktika Bukanlah Orang Barat
Source | : | current biology,IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR