Jujurlah bahwa salah satu alasan Anda berolahraga adalah agar mendapatkan tubuh keren sehingga kesempatan untuk dikerubungi cewek-cewek lebih besar.
Padahal manfaat olahraga tidak sebatas memperoleh tubuh yang atletis. Lebih dari itu, tubuh yang bugar dan sehat ternyata memberi manfaat besar pada otak kita.
Ketika otot kita tumbuh lebih besar dan kuat, serta kapasitas kardio kita meningkat, otak kita juga mengalami perubahan. Inilah yang terjadi pada otak seiring dengan pertumbuhan otot karena olahraga:
Olahraga membantu kita mengendalikan stres
Saat kita melakukan kardio seperti lari, berenang, atau bersepeda, tubuh memproduksi protein khusus dalam otak yang disebut brain-derived neurotrophic factor, atau BDNF.
Protein ini mendukung fungsi neuron dalam otak dan bisa menahan stres, menurut Loretta Graziano Breuning, Ph.D., penulis Habits of a Happy Brain.
Dengan pertahanan yang lebih baik terhadap stres, otak kita akan bekerja lebih efektif saat melakukan tugas-tugas kognitif seperti belajar dan mengatur suasana hati, serta dalam memperbaiki sistem kekebalan, pengaturan detak jantung, serta pernafasan.
Semakin awal Anda aktif secara fisik, maka otak akan semakin mampu menghadapi tekanan dan stres di kemudian hari,” ujar Matthew Capolongo, pelatih atletik di New York.
Olahraga membuat otak mampu memecahkan masalah lebih baik
Aktivitas kardio terbukti bisa meningkatkan fungsi kognitif otak sekaligus meningkatkan volume otak secara keseluruhan, sehingga membantu kita memproses informasi.
Dalam study yang dipublikasikan di Journals of Gerontology, peneliti membagi partisipan berusia 60 hingga 79 tahun dalam dua kelompok. Kelompok pertama diminta berolahraga dengan intensitas sekitar 50 persen dari detak jantung mereka dan meningkat menjadi 70 persen dalam waktu enam bulan.
Kelompok kedua melakukan program latihan non aerobik yang mengutamakan gerakan peregangan tubuh.
Hasilnya, kelompok pertama menunjukkan peningkatan volume otak yang signifikan terutama yang terkait fungsi kognitif, seperti kemampuan untuk melakukan tugas yang rumit, memecahkan masalah, dan dalam hal menerima informasi.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR