Penjara Bijlmerbajes, “Rumah Baru” Para Pengungsi dari Timur
Jumat, 4 Agustus 2017 | 18:00 WIB
Kisah para migran yang melarikan diri dari penyiksaan bagaikan cerita tanpa wajah. Ketika krisis migran Eropa dimulai pada tahun 2015, fotografer Associated Press, Muhammed Muheisen, menanti di pinggiran pantai Yunani. Ia mengamati arus pengungsi dari Suriah, Timur Tengah, dan bagian-bagian lain yang dilanda perang di Afrika.
“Kebanyakan orang berpikir bahwa cerita akan selesai ketika orang lain tiba. Namun, bagi saya, saat itulah kisah dimulai,” tutur Muheisen.
Para pengungsi itu menggiring Muheisen ke Belanda, sebuah negara yang terbuka terhadap migran dan memiliki tingkat kriminalitas yang rendah. Banyak penjara kosong yang berdiam di sana, menanti penghuni baru yang tak kunjung tiba. Oleh karena itu, pemerintah Belanda mulai mengisinya dengan para migran.
Bacardi Zouberou, 25, seorang migran asal Kamerun, duduk di koridor di seberang kamarnya di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Di penjara Bijlmerbajes, lebih dari 1.000 pengungsi hidup disana. Mereka diperlakukan dengan layak, seperti disediakan tempat tidur, makanan hangat, dan atap anti bocor. Meskipun begitu, mereka hanya tinggal sementara di sel tersebut, hingga mendapatkan tempat tinggal resmi dan pekerjaan di Belanda.
Selama dua tahun, sesekali Muheisen kembali ke Bijlmerbajes untuk memotret kehidupan para keluarga di penjara. Momen yang serius, canda tawa, dan ketegangan menunggu kepastian hidup setiap harinya telah terabadikan di kameranya.
Hidup di dalam penjara bukanlah menjadi masalah besar bagi orang-orang di dalamnya. “Kami tidak peduli, yang penting kami selamat,” ucap seorang wanita yang menjadi pengungsi di situ.
Simak foto lain mengenai potret kehidupan pengungsi di penjara pada halaman berikutnya.!break!
Para pengungsi dan migran tampak sedang bermain sepak bola di bekas penjara Bijlmerbajes di Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Para anak perempuan pengungsi Suriah menikmati ayunan di halaman bekas penjara Bijlmerbajes di Amsterdam, Belanda. Dengan menurunnya tingkat kriminalitas di Belanda, negara ini memiliki cara baru untuk mengisi penjara. (Muhammed Muheisen, AP)
Naya Mahmoud (20 bulan), seorang pengungsi dari Aleppo, Suriah, tidur di sebuah tempat tidur di kamar keluarganya di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Seorang pengungsi Suriah dan anaknya sedang menghisap shisha di halaman bekas penjara Bijlmerbajes di Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
(kanan-kiri) Aimable Nasbimana (37), seorang migran dari Burundi, mengajarkan temannya, Kongo Prosper Baseka (37), cara mengendarai sepeda di halaman bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
(kanan-kiri) Dua pasang pengungsi kakak-beradik dari Baniyas, Syria, Izzeldein Moustafa (6) dan Abdulrahman (10), serta Ahmad (12) dan Amir (8), bermain sepakbola meja di koridor yang dikenal sebagai Kalverstraat—pusat perbelanjaan yang padat di Amsterdam—di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Hani Nashed (53) dari Aleppo, Suriah, sedang beribadah. Sementara itu, tampak Lith Mashhadi (3) mengintip di dalam kamar Hani, di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
!break!
Sondos Alnaji (17) dari Damaskus, Suriah, menggantungkan cucian di luar kamarnya di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Mariam Traore, seorang migran berusia 8 bulan dari Pantai Gading, bergerak di apollo dekat kamar ibunya di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Pengungsi Afghanistan, Zafar Sahil (22), berolahraga di halaman bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Migran Ethiopia, Mako Husa (40), terlihat memandang luar jendela koridor di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Sandi Yazji (5) dari al-Hasakah, Suriah, memegang telepon genggam sambil berdiri di dalam kamarnya di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
(kanan-kiri) Gadis-gadis pengungsi Suriah, Mishleen Samir (10) dari Damaskus, dan temannya Claire Alzain (10) dari Damaskus, berlarian saat bermain di halaman bekas penjara Bijlmerbajes di Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
Migran Eritrea, Solomun Drat (7), terlelap di tempat tidurnya di bekas penjara Bijlmerbajes, Amsterdam, Belanda. (Muhammed Muheisen, AP)
REKOMENDASI HARI INI
Sejarah Pohon Natal: Tradisi Pagan Kuno hingga Ancaman Ekosistem
KOMENTAR