Beberapa orang mengaku sering melewatkan makan pagi atau sarapan. Alasannya antara lain memang sudah biasa tidak sarapan, atau memang tidak ingin makan sepagi itu dengan alasan perut masih belum ingin makan, dan ada juga yang karena malas makan pagi.
Sarapan secara harfiah dimaksudkan untuk “buka puasa” (diambil dari kata bahasa inggrisnya, “break-fast”) dari semua jam yang Anda habiskan setelah tidur semalaman. Kebiasaan melewatkan waktu makan di pagi hari bisa memicu berbagai proses fisiologis — yang baik maupun yang buruk.
Baca juga: Sarapan Pizza Lebih Sehat Dibanding Sereal?
Inilah yang terjadi dalam tubuh jika Anda tidak sarapan:
1. Berat badan turun
Ya, gagasan ini tampaknya logis, karena Anda secara efektif menghilangkan satu waktu makan dari pola makan Anda setiap hari. Beberapa studi bahkan menunjukkan bahwa melewatkan sarapan dapat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan hingga 400 kcal per hari.
Namun, hubungan antara membolos sarapan dan penurunan berat badan tidaklah sesederhana yang Anda bayangkan. Dilansir dari Prevention, sebuah penelitian dari Ohio State University menunjukkan Anda memang akan menurunkan berat badan saat melewatkan sarapan dalam jangka pendek. Ironisnya, beberapa kilo yang hilang ini bukan berasal dari timbunan lemak bandel, melainkan dari otot — yang merupakan metode penurunan berat badan yang tidak ideal.
Ketika perut Anda tidak mengolah makanan dalam waktu lama, sistem tubuh akan beralih pada mode proteksi dan mulai menyimpan kalori sebanyak mungkin. Ketika metabolisme Anda melambat, sistem tubuh akan mengutamakan pembakaran glukosa yang disimpan dalam otot sebagai energi cadangan, secara efektif justru melemahkan otot-otot Anda.
Pembakaran energi dari jaringan otot — bukannya lemak — ini adalah faktor yang dapat menyebabkan Anda lebih mudah merasa lelah dan lesu sepanjang aktivitas pagi Anda, juga mengacaukan pikiran Anda.
2. Meredakan peradangan kronis
Dari arthritis, kanker, hingga penyakit jantung, banyak kondisi kesehatan berat berasal dari kerusakan yang disebabkan peradangan kronis. Periode berpuasa yang mungkin Anda sengaja (atau tidak) dengan melewatkan sarapan, dipercaya oleh banyak ahli untuk memicu kerja sel beradaptasi untuk memperbaiki kerusakan tersebut, menurut artikel dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.
Tidak peduli panjang pendeknya jarak waktu Anda melewatkan makan, beberapa manfaat penurunan peradangan dapat ditingkatkan dengan hanya memboikot satu kali makan, Jelas Valter Longo, PhD, salah satu penulis dari studi di atas sekaligus juga peneliti di University of Carolina. Temuan Longo juga menunjukkan bahwa melewatkan makan —entah itu sarapan, makan siang, atau malam — dapat meningkatkan efektivitas kemoterapi.
Puasa selang seling (tidak sarapan, kemudian makan siang, atau makan siang lalu tidak makan malam, misalnya) telah terbukti efektif mengurangi asupan kalori, mendorong penurunan berat badan, dan meningkatkan kesehatan metabolik.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR