Mohr mengajukan teori bahwa kepadatan populasi Indonesia yang begitu tinggi disebabkan keberadaan gunung api yang aktif.
Namun letusan gunung api yang secara rutin terjadi seantero negeri juga membawa kehancuran bagi orang-orang yang tinggal di sekitar gunung api.
Fenomena alam ini memperbarui tanah, tapi butuh waktu yang lama sampai abu dapat melapuk. Kita perlu menemukan solusi yang dapat mempercepat waktu pembentukan tanah. Meyakinkan petani lokal bahwa dibalik bahaya letusan gunung tersimpan hikmah tersembunyi, ternyata fenomena alam menjaga tanah Indonesia tetap subur adalah sebuah tantangan.
Kami juga berharap pemerintah Australia mengembangkan kapasitas untuk membuat model dan menyiapkan respons yang tepat untuk bencana yang besar, yang mungkin terjadi dalam jangka waktu yang panjang.
Kerja sama antara militer dan badan penanggulangan bencana antara Indonesia, Papua New Guinea, dan Timor Timur harus dimulai sebelum bencana letusan Gunung Agung melanda, untuk mengembangkan rasa saling percaya, saluran komunikasi dan strategi.
Budiman Minasny, Professor in Soil-Landscape Modelling, University of Sydney; Anthony Reid, Emeritus Professor, School of Culture, History and Language, Australian National University, dan Dian Fiantis, Professor of Soil Science, Universitas Andalas
Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR