Selain itu, tangan manusia juga ikut berperan dalam kepunahan penguin Adélie. Pariwisata dan penangkapan krill yang menjadi makanan penguin adalah ancaman antropogenik bagi populasi ini.
Fenomena ini mendorong 24 negara dan Uni Eropa untuk bersikap. Mereka akan bertemu dalam Komisi Konservasi Sumber Daya Air Laut Antartika (CCAMLR) di Hobart, Australia, dengan agenda membentuk kawasan lindung laut (MPA) di Antartika.
"Sebuah MPA tidak akan memperbaiki perubahan ini, tetapi bisa mencegah dampak lebih lanjut dari tekanan antropogenik yang sedang berlangsung, seperti yang dibawa oleh pariwisata dan perikanan," kata Ropert-Coudert.
Kepala program kutub di WWF, Rod Downie, berkata bahwa penguin Adélie merupakan hewan yang paling kuat dan menakjubkan. Peristiwa ini, kata dia, menunjukkan kontrasnya citra penguin terhadap tempat dingin.
"Risiko membuka area ini untuk eksplorasi penangkapan krill, yang akan bersaing dengan penguin Adélie untuk makanan ketika mereka sedang memulihkan diri dari dua bencana kegagalan pembiakan dalam empat tahun, tidak bisa dibayangkan," ujarnya.
Dia melanjutkan, CCAMLR perlu bertindak sekarang dengan mengadopsi MPA yang baru bagi perairan di Antartika Timur, untuk melindungi rumah penguin.
(Baca juga: Setiap Tahun Penguin Ini Tempuh 8.000 Km untuk Temui Penyelamatnya)
Artikel ini sudah pernah ditayangkan di Kompas.com dengan judul Antartika Berduka, Ribuan Anak Penguin Mati Kelaparan
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR