Nationalgeographic.co.id—Siapa yang tidak menyukai tanggal merah? Semua yang punya rutinitas di hari-hari biasa, pasti merindukan tanggal merah untuk berlibur, atau setidaknya pada akhir pekan. Hari libur membuat kita bisa memulihkan diri, berolahraga, beristirahat, berhubungan kembali dengan orang-orang terkasih, termasuk membaca buku dan menonton film favorit kita.
Tetapi ketika hari libur hampir berakhir, atau ketika Anda teringat waktu di depan, ada gerutu seperti "Ah, besok saya harus pergi kerja lagi," atau "Aduh, besok Senin!".
Gerutu macam itu sangat relevan di kalangan umum, bahkan menjadi keresahan yang dijadikan komedi atau meme di media sosial yang mudah ditemukan. Anda mungkin salah satunya yang membagikan ulang atau retweet salah satu meme tentang "Besok Senin!"
Lantas, mengapa liburan yang menyenangkan dan bisa menyehatkan mental dan fisik kita, justru membuat kita terbebani pada hari berikutnya? Para pengamat psikologi mencoba cari tahu penyebabnya, seperti yang dilakukan Jeroen Nawijn dari Faculty of Social Sciences, Erasmus University Rotterdam, Belanda, di jurnal Applied Research in Quality of Life bersama tim.
Mereka menulis, meski umumnya kita mendapat dorongan kebahagian pada hari libur, manfaat itu berkurang dengan cepat saat kembali dari liburannya. Penelitian berjudul Vacationers Happier, but Most not Happier After a Holiday itu terbit tahun 2010.
"Mereka kemungkinan besar merasa paling baik selama liburan karena mereka memiliki lebih banyak kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan," terang Nawijn di Popular Science. Temuan itu ia dan timnya dapati berdasarkan survei yang diberikan pada 974 wisatawan Belanda, yang mengakui tingkat kebahagiaannya berkurang dari sebelum hingga sesudah liburan.
Sementara Suzanne Degges-White, terapis dan ketua Department of Counseling and Higher Education at Northern Illinois University, Amerika Serikat, berpendapat penyebabnya adalah pekerjaan yang memang menanti di saat liburan usai.
"Begitu kita kembali ke dunia kerja, sebagian besar dari kita harus menjawab kepada seseorang tentang apa yang kita lakukan, bagaimana kita melakukannya, dan kapan kita akan selesai," terangnya.
Selain itu, dilema dan tanggung jawab tidak akan hilang ketika liburan, sehingga kita dapat kesulitan untuk menyesuaikan diri.
Baca Juga: Perhatian! Inilah Cara Agar Libur Cuti Tidak Terganggu Stres Pekerjaan
"Banyak orang takut kembali karena mereka tahu bahwa masalah mungkin menumpuk saat mereka tidak ada," lanjut Degges-White. "Mungkin ada setumpuk permintaan baru dari waktu mereka mendapatkan tugas yang belum selesai yang mereka tinggalkan."
Jam biologis pun bisa berpengaruh, seperti pola tidur dan bangun yang memiliki transisi setiap awal liburan dan hari bekerja kembali. Pola tidur kita jadi lebih longgar saat liburan, tetapi jadi lebih ketat dan teratur saat kembali.
Source | : | Popular Science,Stylist.co.uk |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR