Terlepas dari aktivitas antimikroba spektrum yang luas, madu juga tidak beracun bagi sel mamalia, membantu menjaga lingkungan luka yang lembab (yang bermanfaat untuk penyembuhan), memiliki aktivitas anti-inflamasi, mengurangi jangka waktu penyembuhan dan jaringan parut, memiliki debriding yang alami. Madu dapat melakukan berbagai tindakan seperti menarik jaringan mati, benda asing dan sel kekebalan yang mati dari luka dan juga mengurangi bau luka.
Tak sedikit laporan yang menjelaskan serta menunjukkan keefektifan madu sebagai pembalut luka.
Madu, khsusnya disini madu manuka tertentu, telah berhasil digunakan untuk mengobati luka yang terinfeksi dan tidak terinfeksi, luka bakar, sayatan bedah, ulkus kaki, luka tekanan, luka traumatis, lesi meningokokus, efek samping dari radioterapi dan radang gusi.
Bagaimana dengan makan madu manuka
Sebagian besar madu manuka yang dijual secara luas umunya dapat dimakan atau dikonsumsi. Manuka dapat menghambat bakteri yang menyebabkan sakit tenggorokan (radang tenggorokan) atau radang gusi, namun komponen utama yang bertanggung jawab untuk aktivitas antimikroba tidak akan bertahan dalam proses pencernaan.
Meskipun demikian, konsumsi madu dapat memiliki manfaat terapeutik lainnya, termasuk anti-inflamasi, anti-oksidan dan prebiotik (mempromosikan pertumbuhan mikroorganisme usus baik)
Bagaimanapun juga sifat ini tidak semata-mata dikaitkan dengan madu manuka saja, karena madu dari berbagai lainnya juga memiliki manfaat yang sama.
Apa yang tidak dilakukannya?
Ada kepercayaan yang biasa dipuji bahwa memakan madu manuka (atau lokal) akan membantu meringankan demam karena ia mengandung sedikit serbuk sari yang menyebabkan gejala tersebut. selain itu, memakannya dalam jumlah kecil akan membantu sistem kekebalan tubuh Anda belajar untuk tidak bereaksi berlebihan.
Baca juga: Memata-matai Sang Pemuja Madu
Tapi tidak ada bukti ilmiah bahwa memakan madu dapat membantu penderita demam. Sebagian besar serbuk sari yang menyebabkan demam berasal dari tumbuhan yang diserbuki angin (sehingga tidak menghasilkan nektar dan tidak dikunjungi oleh lebah).
Ada beberapa penelitian awal yang menunjukkan bahwa madu dapat melindungi tubuh dari beberapa efek samping akibat pengobatan radiasi dari kepala dan leher. Akan tetapi klaim mengenai madu yang memiliki aktivitas anti kanker belum bisa dibuktikan.
Tidak ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan bahwa manuka dapat menurunkan kolesterol, mengobati diabetes atau memperbaiki tidur. Meskipun terdapat satu penelitian menarik yang menunjukkan bahwa madu lebih efektif daripada obat batuk untuk mengurangi batuk malam hari pada anak-anak, serta memperbaiki tidur mereka (dan orang tua mereka).
Madu manuka tidak digunakan secara khusus, tapi mungkin sama membantu.
Anggapan yang menyatakan bahwa ada sesuatu pada madu yang dapat membantu "detoksifikasi", serta sebagai "makanan super" ternyata belum bisa dibuktikan secara ilmiah. Begitu pula klaim bahwa madu bermanfaat sebagai kosmetik dan anti penuaan tidak berdasar secara ilmiah.
Kesimpulan akhir
Jika konsumen membeli madu manuka untuk keperluan sehari-hari yang umum seperti sebagai makanan atau tonik, tidak perlu lagi membeli jenis yang lebih aktif dan karena itu lebih mahal.
Tapi madu yang tepat sangat efektif sebagai penawar luka. Jadi jika manuka harus digunakan untuk mengobati luka atau infeksi kulit, maka harus aktif, steril dan dikemas secara tepat sebagai produk obat.
Cara terbaik untuk memastikan ini adalah dengan memeriksa produk yang memiliki tanda CE atau terdaftar pada Australian Therapeutic Goods Administration (ditandai dengan nomor AUST L / AUST R).
Madu Manuka konservasi bukanlah obat mujarab atau makanan super. Tapi itu sangat kurang dimanfaatkan sebagai pengobatan topikal untuk luka, bisul dan luka bakar, terutama dalam menghadapi krisis superbug global yang mulai meningkat.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR