Tercatat bahwa konsumsi listrik GMF sepanjang tahun 2015 meningkat sebesar 1,75% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan adanya intensitas perawatan pesawat terbang di GMF yang juga meningkat. Meski begitu, kampanye hemat energi masih terus digencarkan, termasuk langkah penggantian lampu konvensional dengan lampu LED pada seluruh area GMF.
Dengan langkah tersebut, GMF telah berhasil melakukan efisiensi listrik sebesar 3.351giga joule.
Tidak hanya itu, GMF juga ikut berpartisipasi dalam program "World Wide Fund (WWF) for Nature’s Earth Hour" sebagai upaya untuk menghemat energi listrik. Selama Earth Hour 2016 yang berlangsung selama satu jam (pukul 20.30 - 21.30), GMF telah berhasil menghemat 4,4 juta watt penggunaan listrik.
Baca juga: Tidak Terprediksi, Namun Jakarta Perlu Waspada Gempa Sunda Megathrust
GMF juga menerapkannya proses pencucian kering, yakni proses pencucian pesawat tanpa air. Dengan cara ini, GMF dapat menghemat air sebanyak ± 300.000 liter dalam setiap bulan.
Sebagai salah satu upaya pelestarian lingkungan, GMF juga melaksanakan program penanaman pohon yang sampai saat ini masih terus berlangsung. Pada tahun 2015, GMF telah menanam 12.765 pohon dan menyumbangkan 1.000 tanaman dalam pot untuk Kelurahan Pajang, Kecamatan Benda, Tangerang.
GMF menyadari bahwa penggunaan energi sering berdampak pada lingkungan. Oleh karena itu, komitmen untuk menjaga lingkungan terus dijaga dan ditumbuhkan.
GMF berada di area terlarang yang memerlukan izin khusus untuk memasuki area tersebut. Tapi Dengan komitmen untuk mendidik masyarakat tentang bisnis MRO, GMF mengadakan program kunjungan untuk umum yang berjalan setiap hari Selasa dan Kamis.
Pada tahun 2016, GMF telah menerima 8518 kunjungan dari lembaga pendidikan (TK, SMP, SMA sampai dengan universitas) dan perusahaan.
Untuk memberikan edukasi sekaligus memperkenalkan fasilitas GMF yang menjadi kebanggaan Indonesia, GMF terus berupaya mengembangkan program kunjungan teratur ini dalam setiap bulan.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR