Ratusan kelelawar di Australia mati dalam kondisi kepanasan. Kebanyakan dari mereka jatuh dari tempat bertenggernya saat suhu terik ‘menggoreng’ otak mamalia yang bisa terbang ini.
Gelombang panas yang memecahkan rekor terjadi di pinggiran barat Sydney. Suhunya mencapai 45 derajat celcius. Sekitar 200 kelewar kalah dengan temperatur panas tersebut.
“Mereka benar-benar mendidih,” kata Kate Ryan, manajer cagar alam koloni kelelawar di Campbelltown, Sydney, Australia.
“Itu mempengaruhi otak mereka. Otak kelelawar-kelelawar itu seperti digoreng dan mereka menjadi sangat kacau. Seperti berdiri di tengah hamparan pasir tanpa ada tempat berlindung sama sekali,” tambahnya.
(Baca juga: Ilmuwan: Kepunahan Massal Mulai Terjadi Pada Tahun 2100)
Flying fox, yang merupakan jenis kelelawar terbesar di Australia, termasuk dalam daftar spesies yang terancam punah. Menurut undang-undang setempat, kelangsungan hidup mereka digolongkan sebagai ‘prioritas utama’.
Ini merupakan kedua kalinya Sydney mengalami suhu terpanas. Terakhir kali wilayah ini mengalami kondisi serupa adalah pada 1939. Saat itu, suhu di pinggiran kota Penrith mencapai 47,3 derajat celsius.
New South Wales Wildlife Information, Rescue and Education Service (WIRES) mengatakan, jika terjadi terus menerus, suhu panas ini bisa membunuh ribuan kelelawar dengan brutal.
Tim penolong bisa menyelamatkan beberapa nyawa kelelawar. Namun, ratusan dari mereka mati dalam keadaan jatuh ke tanah dan yang lainnya masih menempel di pohon.
“Dengan kondisi yang sulit, para sukarelawan bekerja tanpa lelah untuk memberikan cairan subkutan pada kelelawar-kelelawar tersebut. Ada yang berhasil diselamatkan. Namun, banyak yang mati juga,” tulis WIRES pada laman Facebooknya.
Penulis | : | |
Editor | : | dian prawitasari |
KOMENTAR