Sauna adalah salah satu cara berelaksasi yang dapat Anda pilih. Tapi siapa sangka, tak hanya untuk relaksasi, ternyata sauna juga memiliki manfaat untuk jantung dan kardiovaskular yang nyata.
Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari Universitas Finlandia Timur. Mereka menemukan bahwa orang yang secara teratur menggunakan sauna memiliki efek langsung pada tekanan darah, denyut jantung, dan kesehatan jantung.
Pada penelitian sebelumnya, rutin menggunakan saunia juga dikaitkan dengan tingkat hipertensi, kematian akibat masalah kardiovaskular, dan demensia yang rendah. Sayangnya, pada penelitian sebelumnya hanya ditemukan kaitan dan bukan hubungan sebab akibat.
(Baca juga: Dao Liao, Spa Pisau Unik Ala Taiwan, Berani Coba?)
Para peneliti di Finlandia Timur tersebut kemudian mencari alasannya. Untuk itu, mereka merekrut 102 peserta.
Para peserta dalam penelitian ini rata-rata berusia 51 tahun dan memiliki setidaknya satu faktor penyakit kardiovaskular, tapi dinyatakan sehat. Para peneliti memantau para peserta sebelum dan sesudah sesi sauna 30 menit untuk melihat yang terjadi.
Sauna yang digunakan dijaga dalam suhu 73 derajat celcius dan kelembapan 10-20 persen, meniru sauna yang dimiliki kebanyakan orang Finlandia dirumahnya.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Human Hypertensiondan European Journal of Preventive Cardiology itu menunjukkan bahwa saat panas, sauna yang kering mengurangi tekanan darah sistolik (angka atas) dari 137 menjadi 130 mmHg dan tekanan diastolik (angka bawah) dari 82 menjadi 75 mmHg.
Sayangnya, penurunan tekanan sistolik hanya bersifat sementara. Tapi penurunan tekanan diastolik bertahan cukup lama, sekitar 30 menit setelah orang keluar dari sauna.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa sesi sauna memperbaiki kepatuhan vaskular seseorang, yaitu ukuran kemampuan pembuluh darah untuk berkembang dan berkontraksi dengan tekanan yang berubah. Tingkat detak jantung para peserta secara bertahap meningkat selama sesi berlangsung, hingga rata-rata 120 denyut per menit.
Angka denyut jantung tersebut setara dengan orang yang melakukan olahraga berintensitas sedang. Normalnya, detak jantung istirahat adalah 60-100 per menit.
Namun itu tidak berarti duduk di sauna sama sehatnya dengan berolahraga, ungkap Dr Jari Laukkanen, co-author penelitian ini.
"Untuk argumen ini, kami belum yakin," sambung Laukkanen yang juga profesor kedokteran di Universitas Finlandia Timur dikutip dari Time, Rabu (10/01/2018).
Laukkanen juga menyebut, untuk hal ini, otot tidak mendapatkan manfaat yang sama dengan olahraga jika hanya bersauna.
"Namun, reaksi peredaran darahnya mungkin serupa," ujar Laukkanen.
Dia juga menjelaskan bahwa mandi sauna dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pemompaan darah secara efisien. Ada beberapa cara agar mandi sauna bisa menurunkan tekanan darah, setidaknya untuk sementara, ungkap Laukkanen.
Sauna diketahui bisa meningkatkan suhu tubuh hingga 1,5 derajat celcius. Kenaikan suhu tubuh ini menyebabkan pembuluh darah melebar dan membantu aliran darah menjadi lebih mudah.
Hal ini juga memicu keringat, yang mengurangi cairan dari tubuh. Selain itu, alasan orang pergi ke sauna adalah untuk berelaksasi, ini dapat membantu menghilangkan stres fisik dan mental yang merupakan salah satu penyebab hipertensi.
(Baca juga: Banyak Orang Baru Tahu Punya Masalah Jantung Setelah Terkena Serangan)
Bagi orang yang tidak memiliki faktor atau riwayat penyakit jantung, mandi sauna tetap disarankan.
"Penelitian ini menambah pengetahuan kita tentang mekanisme yang menjelaskan efek perlindungan dari sauna," kata Laukkanen.
Selain itu, temuan ini juga membantu menyingkirkan faktor gaya hidup dan lingkungan lain yang mungkin berpengaruh pada penelitian sebelumnya.
"Saat ini, kita dapat mengatakan bahwa penggunaan sauna sangat dianjurkan, dan tampaknya lebih bermanfaat," ungkap Laukkanen.
Penelitian lanjutan tentu diperlukan sebelum hal ini dipraktekkan secara luas.
"Tapi kami yakin bahwa itu tidak berbahaya," tutupnya.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR