Tetangganya, taman nasional Minkebe, pun akan mengikuti kampanye kerah pelacak ini mulai Februari.
Selama 45 hari, tim ANPN yang dipimpin oleh konservasionis Afrika Selatan, Peter Morkel, akan menjelajahi hutan seluas 20 kilometer dalam sehari.
Zona berbahaya
Nantinya, perjalanan gajah yang sudah dipasang pelacak – termasuk Junior, Boniface, Syndie, Kate, dan Zara – akan muncul pada peta di pusat operasi ANPN, di ibu kota Gabon, Libreville.
Layar besar di sana akan menampilkan gambar satelit yang berasal dari kerah pelacak GPS. Itu bisa menunjukkan saat gajah berada dalam bahaya, terlalu dekat dengan daerah pemukiman, atau ketika tidak bisa bergerak.
“Itu memungkinkan kami melihat ke mana para gajah akan bergerak. Terutama ketika mereka berada di zona bahaya – tempat kami sering menemukan bangkai gajah. Setidaknya, kami tahu di sana ada pemburu liar,” jelas Parfait Ndong Ondo, salah satu petugas di pusat operasi ANPN.
(Baca juga: Konflik Manusia dan Gajah yang Tak Kunjung Usai)
Salah satu gajah, Patrice, sedang diawasi ketat karena ia telah menyimpang dari taman nasional Ivindo. Ia bergerak menuju jalur kereta api.
“Patrice mungkin bisa merusak hasil panen atau tersesat di wilayah yang banyak pemburunya. Kami tahu harus turut campur tangan,” kata Squarcini. Penjaga lapangan lalu dikirim untuk menemukan Patrice dan mengembalikannya ke tempat yang aman.
15 ribu gajah mati di tangan pemburu
Hutan hujan tropis yang lebat di taman nasional Minkebe, Gabon utara, sedang berperang dengan pemburu. Dibatasi oleh Kamerun dan Kongo, wilayah seukuran Begia ini menjadi target para geng Afrika yang ingin menghasilkan uang dengan cepat dari emas putih.
Gabon membanggakan 45 ribu gajah yang mereka miliki pada satu dekade yang lalu. Menjadi wilayah dengan populasi gajah terbesar di Afrika tengah. Namun sayangnya, menurut Squarcini, ada 15 ribu gajah yang mati di tangan pemburu liar.
Berdasarkan data dari Great Elepant Census 2016, jumlah gajah savana diperkirakan sekitar 352 ribu. Menurun dari 1,3 juta pada 1979.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR