Pernah mencoba memasang pelacak pada hewan dengan berat lima ton?
Para konservasionis di Gabon, Afrika, sudah mulai memasang alat pelacak pada gajah. Ini dilakukan untuk menghentikan perburuan dan perdagangan liar gading gajah.
Namun, itu bukanlah cara yang mudah.
Setiap ingin memasang pelacak tersebut, diperlukan lima hingga tujuh orang. Termasuk dokter hewan, pengintai dan pemburu binatang untuk memandu kelompok menelusuri hutan lebat demi menemukan binatang pemalu ini.
“Mereka harus memasang satu atau dua GPS pelacak per hari. Ini sangat berbahaya bagi orang-orang yang sering dikejar gajah,” kata Jean-Baptiste Squarcini, Sekretaris Jendral Taman Nasional Gabon (ANPN).
(Baca juga: Kisah Gajah Sumatra, yang Lahir dan yang Dibunuh)
Saat gajah sudah ditemukan, dokter hewan akan menghampirinya dan menembakkan anak panah yang mengandung etorinin. Itu merupakan opioid (pereda rasa sakit) yang lebih kuat seribu kali lipat dibanding morfin.
“Dosis yang terlalu tinggi akan membunuh gajah. Terlalu rendah juga membuat mereka kabur. Anda harus memberikannya dengan tepat,” saran Squarcini.
Seperti hangover
Setelah gajah tertidur, tim lalu melakukan cek kesehatan dan mengambil sambil memasang kerah pelacak.
Prosesnya memakan waktu sekitar sepuluh menit. Setelah selesai, tim pemasang pelacak pun berlindung – kadang memanjat pohon – sebelum gajah terbangun dari obat penawar.
“Saat hewan besar itu terbangun, ia sedikit linglung. Seperti bangun dengan hangover,” kata Squarcini sambil bercanda.
Para dokter hewan di Afrika Selatan sudah membantu memasang kerah pelacak dengan GPS itu pada 20 gajah, Desember lalu, di taman nasional Mwagna dan Ivindo, timur laut Gabon.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR