Jantung berdetak kencang, keringat dingin, sakit di dada, mati rasa pada telapak tangan, dan khawatir berlebihan, itu semua adalah gejala saat panik menyerang.
Fenomena ini sering dikaitkan dengan rasa cemas berlebihan. Bisa dipicu karena situasi tertentu atau muncul tiba-tiba.
Menurut Sanjiv Patel, ahli jantung di Memorial Care Heart & Vascular Institute, selama serangan panik, tubuh bertindak seperti saat menghadapi bahaya. Patel mengatakan, meskipun serangan panik datang dengan cara yang berbeda-beda, tapi respons fisiknya sama: tubuh akan bertindak lebih cepat dibanding pikiran.
(Baca juga: Cara Gampang Redakan Stres: Pandangi Gambar Hijau)
“Panik yang tiba-tiba datang, menyerang fisik seperti perkelahian. Hormon stres meningkat. Akhirnya menyebabkan keringat dingin dan jantung berdetak kencang. Ini memaksa tubuh untuk ‘melawan’ atau ‘lari’,” paparnya.
Meskipun tidak ada cara untuk memprediksi serangan panik, namun apa yang Anda lakukan setelahnya dapat meringankan dampaknya secara luar biasa. Jika Anda mengalami serangan panik, lakukan hal-hal berikut untuk meredakannya:
Ubah cara pikir
Menurut Kathryn Moore, psikolog di Providence Saint John’s Child and Family Development Center, California, saat mendapat serangan panik, tubuh Anda mengalami reaksi kecemasan yang intens. Mungkin akan sulit dikendalikan, namun penting untuk mengatakan kepada diri sendiri bahwa ‘semua akan baik-baik saja’.
“Pada momen tersebut, rasanya serangan tidak akan berhenti dan bisa membunuh Anda. Meskipun begitu, Anda harus yakin bahwa tidak ada hal mengerikan yang akan terjadi. Ingatkan diri sendiri bahwa ini pernah terjadi sebelumnya dan itu berakhir dengan baik,” kata Moore.
Mengganti pemikiran tidak masuk akal dengan yang lebih rasional, membuat otak menyampaikan pesan ke tubuh untuk segera tenang.
Latihan relaksasi
“Jika tubuh memberikan respons intens, Anda harus menenangkannya,” kata Moore. Menurutnya, cara yang bisa dilakukan adalah relaksasi otot. Memijat otot tidak hanya mengubah fokus otak, tapi juga membantu membuat tubuh lebih rileks.
“Perhatikan respons tubuh dan segera hentikan kecemasan,” tambahnya.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR