Biasanya ditandai dengan suara napas yang berisik walaupun tidak sedang mengalami batuk. Tidur dengan posisi memiringkan kepala bisa menjadi salah satu solusi. Anda juga bisa menaruh bantal kecil yang empuk di belakang leher untuk mengganjal kepalanya.
Jika orang terkasih Anda mengalami hal ini, maka Anda bisa memberikan oksigen sebagai alat bantu napas.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pola pernapasan yang sangat tidak teratur. Terkadang napas bisa sangat dalam dan cepat, tetapi selanjutnya justru sangat dangkal dan lambat. Bahkan seseorang yang mengalami kondisi ini bisa mengalami henti napas selama beberapa waktu. Sering kali kondisi ini berlangsung antara 30 detik hingga 2 menit.
(Baca juga: 3 Teknik Bernapas yang Bermanfaat)
Mengarahkan kipas yang anginnya tidak terlalu kencang ke arah pasien bisa membantu meringankan gejala yang dirasakan. Keluarga juga perlu tahu bahwa kondisi ini normal terjadi di masa-masa kritis menjelang kematian.
Secara keseluruhan, seseorang yang berada dalam fase ini akan terlihat sangat lemah dan lelah. Akibatnya, orang tersebut akan tidur dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, seseorang juga akan mengalami kelinglungan terhadap waktu, lingkungan sekitar, bahkan orang-orang terdekatnya. Terkadang, bahkan pasien bisa terlihat seperti orang yang sedang koma.
Tak jarang, seseorang yang berada di fase ini juga akan mengatakan bahwa ia bertemu dengan orang yang telah meninggal atau mendatangi tempat-tempat asing yang tidak biasanya dilihat oleh orang lain. Keluarga mungkin akan menganggap bahwa ini hanyalah halusinasi semata akibat reaksi obat. Namun, hal yang perlu disadari bahwa kondisi ini memang normal terjadi.
Artikel ini pernah tayang di hellosehat.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR