Menjelang kematian, umumnya tubuh mengalami berbagai perubahan yang biasanya terlihat secara fisik. Penting untuk mengetahui tanda-tandanya, agar keluarga dan orang yang ditinggalkan bisa lebih mempersiapkan diri secara mental. Walaupun pada praktiknya, menerima kenyataan bahwa orang terkasih akan segera meninggalkan Anda sampai kapan pun tidak akan pernah membuat Anda siap.
Namun, dengan mengetahui ciri-ciri fisiknya, Anda dan keluarga bisa melakukan perawatan yang bisa meringankan saat orang terkasih Anda mengalaminya.
Tidak semua orang yang meninggal mengalami ciri-ciri ini, terutama orang yang meninggal secara mendadak. Akan tetapi, ciri-ciri ini merupakan tanda umum yang biasanya terjadi pada orang yang mendekati ajal.
Karena aliran darah bermasalah, kulit akan terlihat seperti berbintik-bintik dan mengalami perubahan warna. Bintik dan warna kebiruan pada kulit yang terlihat di bagian atas tubuh, yaitu dari pinggul hingga kepala, mencirikan tanda kematian yang lebih dekat dibandingkan dengan perubahan yang terlihat di bagian bawah tubuh.
(Baca juga: 4 Kebiasaan Sebelum Tidur yang Bisa Merusak Kulit)
Jika Anda melihat ciri ini, usahakan untuk memberikan perawatan pada kulit yang terkena, misalnya dengan memberikan pelembap. Selain itu, Anda juga bisa menanyakan apakah orang terkasih Anda mengalami ketidaknyamanan tertentu sehingga Anda bisa melakukan perawatan yang tepat sesuai keluhan.
Kondisi ini mengakibatkan seseorang mengalami penurunan tingkat kesadaran. Selain itu, kondisi ini juga membuat seseorang merasa mengantuk terus menerus dan terkadang mengalami disorientasi (linglung). Jika orang terkasih Anda mengalami hal ini, maka biarkan ia beristirahat. Namun, tetap pantau kondisinya, siapa tahu ia membutuhkan pertolongan.
Dalam kondisi ini seseorang terkadang mengalami takikardia, atau detak jantung di atas normal saat beristirahat. Jika orang normal berdetak 60-100 kali per menit, maka orang yang mengalami takikardia umumnya lebih dari 100 detak per menit. Selain itu, kondisi ini juga mengakibatkan seseorang mengalami hipotensi atau tekanan darah rendah yang bisa mengakibatkan kegagalan organ.
Pada kondisi ini, seseorang mungkin akan mengalami inkontinensia urine (mengompol). Anda perlu menjaga orang terkasih Anda agar tetap bersih dan kering. Pakaikan popok untuk menghindari penggantian celana yang terlalu sering yang mungkin membuatnya tidak nyaman.
Pada kondisi ini, biasanya orang yang sakit keras akan mengalami penurunan selera makan dan minum. Hal ini akan berakibat pada penurunan berat badan dan dehidrasi. Jika seseorang mengalami hal ini, jangan memaksanya untuk makan atau minum. Akan tetapi, tetap pantau asupan makanan dan cairan agar tetap tercukupi.
Biasanya seseorang di situasi ini akan mengalami beberapa kesulitan saat makan seperti makanan tidak ditelan, tersedak, dan batuk-batuk setelah makan. Solusinya, Anda bisa memberi orang terkasih Anda makan makanan lunak atau makanan yang telah dihaluskan agar makanan lebih mudah dicerna.
Biasanya, muncul bercak kehijauan atau merah gelap yang terdapat di belakang lengan atau kaki. Anda perlu menjaga sprei tetap bersih dan kering untuk menjaga kebersihan kulitnya. Selain itu, Anda juga bisa mengoleskan lotion yang dianjurkan dokter untuk meringankan gejala ini.
Luka dekubitus yaitu titik nyeri yang muncul pada tubuh akibat tekanan yang terlalu besar yang terjadi pada satu area tertentu. Bintik-bintik merah yang muncul pada tonjolan tulang merupakan tanda pertama luka dekubitus. Meringankan tekanan pada luka dengan memiringkan tubuh pasien bisa menjadi solusi. Jika orang tercinta Anda mengalami peningkatan rasa sakit atau ketidaknyamanan dengan perubahan posisi, Anda bisa menanyakan padanya posisi mana yang membuatnya nyaman.
Biasanya ditandai dengan suara napas yang berisik walaupun tidak sedang mengalami batuk. Tidur dengan posisi memiringkan kepala bisa menjadi salah satu solusi. Anda juga bisa menaruh bantal kecil yang empuk di belakang leher untuk mengganjal kepalanya.
Jika orang terkasih Anda mengalami hal ini, maka Anda bisa memberikan oksigen sebagai alat bantu napas.
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan pola pernapasan yang sangat tidak teratur. Terkadang napas bisa sangat dalam dan cepat, tetapi selanjutnya justru sangat dangkal dan lambat. Bahkan seseorang yang mengalami kondisi ini bisa mengalami henti napas selama beberapa waktu. Sering kali kondisi ini berlangsung antara 30 detik hingga 2 menit.
(Baca juga: 3 Teknik Bernapas yang Bermanfaat)
Mengarahkan kipas yang anginnya tidak terlalu kencang ke arah pasien bisa membantu meringankan gejala yang dirasakan. Keluarga juga perlu tahu bahwa kondisi ini normal terjadi di masa-masa kritis menjelang kematian.
Secara keseluruhan, seseorang yang berada dalam fase ini akan terlihat sangat lemah dan lelah. Akibatnya, orang tersebut akan tidur dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, seseorang juga akan mengalami kelinglungan terhadap waktu, lingkungan sekitar, bahkan orang-orang terdekatnya. Terkadang, bahkan pasien bisa terlihat seperti orang yang sedang koma.
Tak jarang, seseorang yang berada di fase ini juga akan mengatakan bahwa ia bertemu dengan orang yang telah meninggal atau mendatangi tempat-tempat asing yang tidak biasanya dilihat oleh orang lain. Keluarga mungkin akan menganggap bahwa ini hanyalah halusinasi semata akibat reaksi obat. Namun, hal yang perlu disadari bahwa kondisi ini memang normal terjadi.
Artikel ini pernah tayang di hellosehat.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR