Dari katak panah hijau neon beracun hingga kupu-kupu raja, beberapa makhluk bumi mengembangkan tubuh berwarna cerah mencolok untuk memberi tahu predator: “jangan cari masalah denganku”. Sama halnya dengan gurita cincin biru, yang terekam kamera di lepas pantai Kiama, New South Wales, Australia.
Ketika moluska tersebut gelisah atau terancam, cincin biru warna-warni bersinar di seluruh tubuh mereka, sebuah peringatan sopan secara evolusioner bagi mereka yang memandang gurita itu sebagai santapannya.
Baca juga: 10 Hewan Paling Beracun di Dunia
Setidaknya ada 10 spesies gurita cincin biru di dunia, menyebar dari Jepang hingga ke Australia. Spesies yang lebih kecil seperti gurita bergaris biru sebagian besar ditemukan di perairan dangkal, menyebabkan peningkatan interaksi dengan manusia.
Meski bertubuh kecil dan licin, Hapalochlaena fasciata merupakan salah satu makhluk laut yang paling beracun, mampu menyebabkan luka serius dan bahkan membunuh manusia hanya dengan satu gigitan. Air liurnya mengandung tetrodoksin, toksin saraf kuat yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan. Setidaknya ada tiga kematian di Australia yang disebabkan oleh gurita cincin biru.
Itu bukan berarti kita harus takut terhadap mereka.
Baca juga: 8 Hewan Laut Paling Berbahaya
“Seperti sebagian besar hewan, mereka hanya menyerang manusia jika merasa terancam. Serangannya lebih menjurus ke arah pertahanan diri ketimbang agresi,” ujar ahli kelautan Jenny Hofmeister.
“Umumnya serangan terjadi ketika seseorang mengumpulkan apa yang mereka pikir cangkang kosong, memasukkannya ke dalam saku mereka, dan gurita yang bersembunyi di dalam cangkang keluar. Inilah sebabnya mengapa tidak dianjurkan untuk mengumpulkan cangkang di area yang diketahui terdapat gurita cincin biru.”
Baca juga: 10 Tanaman Paling Mematikan di Dunia
Meskipun Anda mungkin tergoda untuk mengikuti makhluk yang cerah dan berkilau, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menjaga jarak dan membiarkan mereka pergi.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR