Menurut dugaan sementara, pengeboran dilakukan pada wanita hamil ini karena ia mengalami masalah preeklamsia. Preeklamsia adalah komplikasi saat hamil yang ditandai dengan hipertensi. "Karena trepanasi sering digunakan dalam pengobatan hipertensi untuk mengurangi tekanan darah di tengkorak. Dugaan kami, pengeboran ini dilakukan karena adanya hipertensi saat hamil seperti preeklamsia," tulis para peneliti dalam laporannya.
"Preeklamsia dapat memengaruhi ibu hamil setelah usia kehamilan memasuki minggu ke-20. Hipertensi sampai saat ini masih menjadi penyebab utama kematian pada ibu hamil," sambung penulis.
Artikel terkait: Kerangka Bayi Berusia 6000 Tahun Ditemukan Terbuai di Lengan Ibunya
"Semua penyakit seperti demam tinggi, kejang, cephalalgia frontal dan oksipital konsisten, tekanan intrakranial tinggi, serta pendarahan otak, dari masa prasejarah sampai abad ke-20 diobati dengan trepanasi," tutup penulis.
Menurut tim peneliti, temuan kerangka ini sangat menarik dan sangat langka, sebab telah menggabungkan dua fenomena langka sekaligus. Dua fenomena langka itu adalah praktik trepanasi pada abad pertengahan dan kasus melahirkan setelah kematian yang sangat langka.
Artikel ini tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Sudut Pandang Baru Peluang Bumi, Pameran Foto dan Infografis National Geographic Indonesia di JILF 2024
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR