Memang, tak ada yang bisa menyangkal kenikmatan ngemil di malam hari. Namun, ternyata ada banyak alasan yang membuat \'kenikmatan\' ini harus dijauhi. Selain menyebabkan penambahan berat badan, efek jangka panjang dari kebiasaan ini adalah peningkatan risiko diabetes, tingkat stres yang lebih tinggi, hingga gangguan tidur.
Tubuh seringkali mendambakan makanan tinggi gula, tinggi lemak, dan tinggi garam, dan itu dapat dipenuhi lewat makanan ringan seperti coklat, es krim, dan alkohol saat larut malam. Selain itu, minum alkohol juga membuat kita cenderung membuat pilihan makanan yang buruk. Misalnya, menyantap makanan berminyak seperti kebab, keripik, dan pizza.
Berikut ini adalah lima alasan mengapa kita harus melepaskan kebiasaan buruk ini saat waktu tidur tiba:
(Artikel terkait: 6 Cara Redakan Nafsu Makan dan Ngemil Berlebih)
1. Menambah berat badan
Makan di jam sebelum tidur membuat kita membutuhkan sedikit waktu untuk membakar kalori ekstra. Ahli gizi, Jenna Hope mengatakan, terdapat hubungan yang signifikan antara makan larut malam dan persentase lemak tubuh yang lebih tinggi. "Ini bisa menjadi hasil dari kelebihan asupan kalori karena jendela makan lebih lama setiap hari atau akibat dari perubahan hormonal," papar dia.
2. Gangguan tidur
Makan atau minum sebelum tidur dapat berdampak negatif terhadap kualitas dan kuantitas tidur. Menurut Jenna Hope, terdapat hubungan yang signifikan antara asupan tinggi makanan manis dan kafein sebelum tidur, serta gangguan fase tidur nyenyak, dan tidur REM (fase tidur mimpi) yang merupakan tahapan dalam tidur. Dia juga mencatat, konsumsi alkohol pada malam hari dapat mengganggu kualitas tidur dan meningkatkan kantuk pada hari berikutnya.
3. Gangguan respon hormon
Salah satu efek samping yang paling mengkhawatirkan dari ngemil larut malam adalah gangguan respons hormon, yang dapat membuat kita lebih rentan terhadap penyakit. Banyak ahli gizi memperingatkan, makan larut malam dapat mengurangi kemampuan insulin untuk mengeluarkan glukosa dari darah. Selama periode waktu yang lama, makan larut malam juga dapat menyebabkan peningkatan risiko diabetes.
(Artikel terkait: Benarkah Ngemil Keripik Kentang Tingkatkan Risiko Kanker?)
4. Meningkatnya rasa lapar di hari berikutnya
Menurut Jenna Hope, makan dalam porsi besar saat larut malam tidak berarti kita akan mengonsumsi lebih sedikit pada hari berikutnya. Hal ini justru berlaku sebaliknya. "Makan larut malam dapat meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi pada hari berikutnya, karena respons insulin yang terganggu dan kontrol gula darah yang buruk membuat kita merasa lapar," paparnya.
5. Meningkatkan hormon kortisol
Menariknya, penelitian telah menemukan hubungan antara makan larut malam dan kadar hormon kortisol atau hormon stres yang lebih tinggi. Selain berbahaya bagi kesehatan, kadar kortisol yang tinggi di dalam tubuh merupakan faktor risiko peningkatan lemak di perut. “Temuan ini juga menunjukkan, semakin banyak individu yang stres, semakin besar kemungkinan mereka untuk makan larut malam daripada sebelumnya,” papar Jenna Hope.
(Baca juga: Cara Sehat Agar Hubungan Asmara Bertahan Lama)
Demi menghentikan kebiasaan ngemil saat larut malam, ahli gizi menyarankan kita mengonsumsi gizi seimbang saat makan malam, dengan fokus pada protein agar kenyang lebih lama. Selain itu, kita bisa menghilangkan stres dengan mandi, berjalan-jalan, atau menonton film untuk memberi diri waktu bersantai.
Pilihan makan malam yang sehat, ubi jalar bisa menjadi alternatif. Ubi mengandung gizi seimbang dan membantu mengatur kadar gula dalam darah, juga membuat kita merasa kenyang lebih lama. "Identifikasi isyarat lingkungan yang memicu keinginan, dan hentikan keinginan makan saat larut malam. Ini bisa sesederhana menutup pintu dapur untuk menandakan ruangan itu terlarang sampai pagi," papar Jenna Hope.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com. Baca artikel sumber.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR