Aktivis Aisyiah, organisasi perempuan Muhammadiyah, Dr Adib Sofia, mengaku menjadi bagian dari tradisi berbaju adat di Hari Kartini. Dia mengatakan, ketika duduk di TK pertengahan tahun 80-an, juga berdandan dengan kebaya. Kini, anaknya yang juga duduk di TK, masih melakukan hal yang sama.
Menurut Adib Sofia, kondisi ini menunjukkan tidak ada perbaikan persepsi tentang Kartini.
“Pemaknaan terhadap perjuangan Kartini akhirnya terjebak dalam simbol visual yang secara fisik adalah Kartini. Bukan perjuangannya. Tahun lalu ada promo diskon alat-alat rumah tangga dari sebuah mall, dengan memasang foto Kartini. Semangat perjuangan Kartini, ada diskon alat-alat rumah tangga. Itu kan paradoks. Kartini yang mengajak kita ekspansi melakukan pekerjaan di luar rumah, membangkitkan potensi perempuan yang seluas-luasnya, oleh iklan itu pamahamannya dikembalikan lagi ke dapur,” tukasnya.
(Baca juga: Sejahterakan Perempuan dengan Hindari Pernikahan Dini)
Adib Sofia, yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Suara Aisyiah ini mengaku mulai melakukan pendekatan berbeda pada anaknya. Untuk memaknai perjuangan Kartini, anaknya yang bercita-cita menjadi programmer dia sarankan memakai kaos. Pemaknaan perjuangan Kartini, tidak lagi identik dengan baju kebaya pada 21 April.
Adib yang juga dosen di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, mengajak masyarakat menempatkan semangat juang Kartini dalam posisi lebih penting dibanding penampilan fisiknya. Anak-anak TK, terutama perempuan, bisa didorong untuk lebih mengenal berbagai macam profesi yang bisa mereka jalani kelak, lewat kegiatan menggambar. Sedangkan mereka yang sedikit lebih besar, ditekankan pada pemahaman akan semangat juang. Bahkan, bukan hanya Kartini, tetapi juga pahlawan perempuan yang lain.
“Misalnya tentang Laksamana Kemalahayati, betapa dia mampu menghimpun ribuan janda untuk berperang di lautan dan menang. Itu tidak banyak diungkap. Memang tidak bisa instan karena ini sudah mengakar, tetapi saya optimis bisa jika masyarakat memiliki kesadaran bersama,” ungkapnya.
Artikel ini pernah tayang di voaindonesia.com. Baca artikel sumber.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR