Nationalgeographic.co.id—Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan radang akut yang menyerang saluran pernapasan atas maupun bawah. Penyebabnya, infeksi atau bakteri, virus, maupun riketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim. UNICEF dan WHO menyatakan bahwa ISPA merupakan penyebab kematian paling besar pada manusia jika dibandingkan dengan total kematian akibat AIDS, malaria, dan campak.
ISPA masih merupakan penyakit utama yang menyebabkan angka kematian pada bayi tinggi, terutama di Indonesia. Selain men yerang balita, ISPA dapat menyerang pada segala umur. ISPA sendiri memberikan tanda-tanda klinis kepada penderita seperti penyakit pernapasan disertai demam tinggi, akut, demam di atas 38°C disertai batuk dan sesak napas, atau penyakit parah lainnya yang belum jelas penyebabnya seperti ensefalopati atau diare dengan riwayat pajanan yang mirip dengan ISPA.
Dalam riset yang dilakukan oleh Hendrik Nicolas, Swasti Anindita, Andini Pusparini Victor, dan Carlos Masela mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana pada Periode Ilmiah Mahasiswa UKSW 2014, saat penderita ISPA memperoleh pengobatan dari pihak medis yang menggunakan senyawa-senyawa kimia seperti obat Ampisilin, Parasetamol, dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping dalam jangka panjang jika obat-obatan tersebut sering dikonsumsi, khususnya pada anak-anak, dapat menyebabkan kecacatan.
Garcinia MangostanaL dari famili Guttirerae
Garcinia MangostanaL merupakan nama latin dari buah manggis, buah tropis ini termasuk dari famili Guttirerae dan merupakan spesies terbaik. Manggis termasuk buah eksotik yang banyak digemari oleh orang-orang karena rasanya yang lezat, bentuk buah yang unik, dan tekstur buah yang putih halus. Buah manggis sendir mendapatkan banyak julukan seperti Queen of Tropicalfruit, nectar of ambrosia, golden apple of hesperide, dan finest in the world.
Kandungan dalam Manggis
Dalam penelitian menyebutkan bahwa banyak khasiat yang dikandung dalam buah manggis. Xanthones yang hanya ditemui pada buah manggis ini dapat dipercaya memiliki manfaat kesehatan terutama bagi kesehatan kardiovaskuler seperti penyakit jantung, arterioklerosis, hipertensi, dan trombosis.
Hasil penelitian di Tokyo pada tahun 2003 menunjukkan xanthones memiliki efek anti bakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti Mycobacterium Tuberculosis penyebab TBC dan Staphylococcus Aureus penyebab infeksi dan gangguan pencernaan.
Baca Juga: Buah Mundu: Saudara Manggis yang Tidak Banyak Dikenal Manfaatnya
Penelitian pada kulit manggis yang dilakukan pertama kali oleh Scmid W Liebigs ilmuwan Jerman pada tahun 1855, terdapat xanthone yang dikenal sebagai antioksidan tingkat tinggi. Manggis mengandung 43 jenis antioxidant xanthone dan memiliki kemampuan secara medis untuk menompang sistem imun tubuh, mendukung keseimbangan mikrobakterial, dan kesehatan mental positif. Xanthone memiliki gugus hidroksi (OH) yang dapat memerangi radikal bebas yang berusaha mendapatkan struktur stabil dengan cara memperoleh sel elektron dari tubuh manusia dan mencegah penyakit degeratif.
Di alam, senyawa xanthone hanya ditemukan pada familicluiceae dan Gentianaceae. Dari sekitar 200 jenis xanthone yang diisolasi dari alam, terdapat 40 jenis ditemukan pada manggis dan paling banyak terdapat pada kulitnya. Senyawa tersebut adalah alfa mangostin dan gamma mangostin yang memiliki pengaru besar terhadap kesehatan dan penyembuhan. Riset membuktikan bahwa kadar xanthone di kulit manggis terbentuk sejak berumur 1 bulan setelah bunga mekar dan kadar xanthone meningkat saat disimpan hingga 4 minggu setelah dipetik.
Bagaimana Cara Meracik Kulit Manggis Menjadi Obat Herbal
Penulis | : | Ratu Haiu Dianee |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR