Akibat pembatasan penanaman, pada akhirnya terjadi penurunan jumlah penggunaan lahan, maka lahan yang tidak digunakan kemudian disewakan untuk tanaman pangan. Akibat lain yang ditimbulkan yaitu pengurangan tenaga kerja pabrik gula.
Melesunya gairah industri gula di Jawa akibat dari krisis malaise, berdampak pada menurunnya performa produksi gula di PG Tasikmadu. Pabrik ini akhirnya ditutup sementara waktu.
PG Tasikmadu sejatinya tak pernah mati dilekang zaman, ia selalu mati suri, aktif selama 4 bulan sekali. Melihat banyaknya aset berharga sebagai warisan budaya yang telah bertahan ratusan tahun lamanya, Hanung Tri Utomo membuat gebrakan tersendiri.
Burhanudin Harahab menulis skripsi kepada Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul Profil wisatawan agro wisata Sondokoro Tasikmadu Karanganyar, dipublikasi pada tahun 2011.
Menurutnya, kehadiran Kereta uap kuno yang di datangkan pada abad ke-19, menjadi ikon bagi PG Tasikmadu. Hanung menginisiasi untuk menciptakan agrowisata yang dibuka secara komersil pada 18 Desember 2005.
Agrowisata di PG Tasikmadu dikenal oleh masyrakat dengan Taman Agro Wisata Sondokoro. Sebagaimana ikoniknya kereta uap, kafe di sana diberi nama De Loco's yang dibuka untuk masyarakat Karanganyar.
"Karanganyar mbiyen yo enek jalur e kereta gulo. Bapakku tau numpak i keretone soale lewat ngarep omah e pas (Karanganyar dahulu juga ada jalur kereta gula. Ayahku pernah menaikinya karena melintas tepat depan rumahnya)," ujar Albert Niko Wijaya, menuangkan memori tentang ayahnya kepada National Geographic.
Baca Juga: Manisnya Pabrik Gula Era Hindia Belanda yang Kini Masih Terasa
Pengalaman tentang pabrik gula di Karanganyar, melekat dalam memori kolektif masyarakatnya. Dinamika Pabrik Gula Tasikmadu tak dilekang waktu.
"Omah e bapakku Karangpandan kono, rel e pas aku SD sih ono, nek sak iki ketutup dalan ketok e (Rumah ayahku -yang dilintasi rel- berada di Karangpandan, rel-nya ketika saya SD masih ada, kalau sekarang sepertinya tertutup badan jalan," pungkas Albert.
Sejak pandemi, selama pembatasan yang diberlakukan pemerintah, beberapa tempat wisata terpaksa tutup. Hal ini juga berdampak pada penutupan Agro Wisata Sondokoro. Meski begitu, kenangannya selalu melekat bagi rakyat Karanganyar.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | jurnal Mozaik,Digital Library Universitas Sebelas Maret Surakarta |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR