Nationalgeographic.co.id—Tim arkeolog dari Museum of London Archaeology (MOLA) melaporkan penemuan reruntuhan pemukiman Zaman Besi Romawi kuno di Inggris. Reruntuhan tersebut terpelihara dengan sangat baik yang pada masanya merupakan kota perdagangan Romawi kuno yang ramai. Tempat itu sekarang menjadi distrik South Northamptonshire, Inggris di Britania Raya.
Dari reruntuhan tersebut, para arkeolog menemukan lebih dari 300 koin Romawi, bejana kaca, dan sumur. Reruntuhan tersebut yang dikenal sebagai Blackgrounds karena tanah hitamnya, memiliki banyak artefak dan struktur kuno yang mencakup periode yang berbeda. Termasuk penggambaran dewa dan permainan Romawi.
Sekitar 80 arkeolog dari Museum of London Archaeology (MOLA) Headland Infrastructure menghabiskan waktu lebih dari setahun menggali situs sebelum pembangunan HS2, kereta api berkecepatan tinggi baru. "Apa yang akan Anda lihat adalah kumpulan aktivitas, orang-orang melakukan hal yang berbeda -orang yang hidup, orang yang bekerja, dan orang yang berdagang juga," kata James West, manajer situs MOLA, mengatakan dalam sebuah pernyataan HS2.
Para arkeolog sekarang sedang memetakan pemukiman Blackgrounds. Para ahli di MOLA Headland Infrastructure juga membersihkan dan memeriksa artefak yang ditemukan di lokasi. Ada banyak artefak yang dapat ditemukan di reruntuhan itu.
Para arkeolog telah mengetahui tentang sejarah Blackgrounds sejak abad ke-18, tetapi baru setelah survei dan penggalian HS2 mereka menyadari pelestarian situs yang luar biasa. Misalnya, para arkeolog mengetahui bahwa selama Zaman Besi, desa itu memiliki lebih dari 30 rumah bundar yang terletak di dekat jalan. Seiring waktu, pemukiman menjadi lebih makmur dan berkembang. Selama periode Romawi, misalnya, orang-orang Blackgrounds membangun gedung dan jalan batu baru.
Para arkeolog mengatakan, transisi dari desa Zaman Besi ke kota Romawi terjadi begitu cepat. Meski kemungkinan penduduk Blackgrounds tetap sama, beradaptasi dengan cara Kekaisaran Romawi. Transisi itu dikenal sebagai Romanisasi. Ini termasuk menggunakan kebiasaan Romawi, produk dan teknik bangunan.
Salah satu teknik pembangunan tersebut digunakan untuk membuat jalan Romawi selebar 33 kaki atau sekitar 10 meter. Jalan tersebut, menurut arkeolog 'luar biasa dalam ukurannya' karena sebagian besar jalan Romawi tidak lebih dari 13 kaki atau sekitar 4 m.
Dikatakan, jalan yang begitu luas akan dipenuhi dengan hewan dan orang-orang yang memuat dan menurunkan barang dari gerobak. Jalan ini, serta Sungai Cherwell di dekatnya, kemungkinan membantu menjadikan Blackgrounds sebagai pusat perdagangan yang berkembang pesat.
Penggalian mengungkapkan bahwa pemukiman itu dibagi menjadi beberapa bagian, termasuk sektor domestik yang diisi dengan fondasi bangunan. Termasuk juga kawasan industri yang memiliki bengkel, tempat pembakaran, dan sumur yang terawat dengan baik.
Salah satu bagian dari Blackgrounds memiliki tanah merah menyala. Itu menjadi indikasi bahwa telah terjadi pembakaran di lokasi tersebut, misalnya untuk memanggang roti, pengecoran logam untuk pengerjaan logam, atau tempat pembakaran tembikar.
Artefak lain yang menunjukkan kemakmuran Blackgrounds termasuk aksesori tenun Romawi, tembikar dekoratif, dan bros berbentuk kepala ular Romawi. Tim arkeologi bahkan menemukan galena, mineral sulfida timbal yang dihancurkan Romawi kuno dan dicampur dengan minyak untuk membuat make up.
Tim juga menemukan satu set belenggu yang mirip dengan yang ditemukan di Great Casterton, sebuah desa di wilayah East Midlands Inggris. Sementara belenggu yang baru ditemukan tidak ditemukan dengan penguburan manusia, kehadiran mereka menunjukkan bahwa di Blackgrounds pernah ada perbudakan dan kriminalitas.
Baca Juga: Larangan Aneh Romawi Kuno, Rakyat Jelata Dilarang Kenakan Pakaian Ungu
Source | : | H2S Ltd Press,Museum of London Archaeology |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR