Nationalgeographic.co.id—Tidak seperti orang-orang Eropa utara di masa lalu dan hari ini, orang-orang Romawi kuno memulai hari mereka lebih awal di pagi hari dan selesai bekerja pada sore hari. Sebab, akan terlalu panas untuk melanjutkan pekerjaan mereka di kemudian hari.
Dalam kehidupan Romawi kuno, kebanyakan ayah akan keluar pagi-pagi untuk mengatur bisnis mereka untuk hari yang akan datang. Adapun nyonya rumah tangga atau pelayannya akan menggunakan waktu itu untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Bergantung pada kekayaan orang tua mereka, anak-anak juga perlu bangun pagi dan berpakaian sebagai persiapan untuk mendapatkan pelajaran dari guru atau orang tua mereka.
Apa yang dikenakan para pria di siang hari, saat sedang berbisnis, akan bergantung pada statusnya. Tunik atau jubah gaun pendek yang bisa mereka kenakan bisa lebih pendek atau lebih panjang, terkadang mencapai lutut atau bahkan di bawahnya.
Beberapa tunik dapat didekorasi tergantung pada kainnya, tetapi kapas jarang digunakan, meeskipun lokasi Roma di dekat Mesir, tempat kapas itu diproduksi. Pulau Kos adalah pos perdagangan penting untuk sutra. Di pulau inilah mereka menciptakan tekstil yang terbuat dari sutra dan linen. Sutra dan linen ini juga dijual di Roma.
Kekayaan bahan seperti itu memberi wanita elite Romawi kuno pilihan banyak warna dan kain untuk pakaian mereka. Beberapa pria juga memilih untuk mengenakan pakaian cerah.
Meskipun banyak orang Romawi melihat pakaian yang lebih cerah sebagai sesuatu yang banci dan tidak cocok untuk seorang pria yang memegang posisi militer, berpakaian dengan kain terang mungkin telah memberikan lebih banyak kenyamanan bagi pria dan wanita dalam iklim yang begitu hangat.
Baca Juga: Penemuan 2022 di Situs Romawi Northumberland Terjadi Berkat Badai
Warga Romawi juga biasa memakai toga di pagi hari. Ada lipatan di pakaian ini yang bisa digunakan sebagai saku, yang sangat membantu. Tapi toga tidak pernah benar-benar menjadi pakaian yang praktis dan tidak disukai lagi setelah abad ke-1 Masehi.
Ketika seorang anak kecil bangun setiap pagi, ia akan mengenakan bulla (jimat yang dikenakan seperti liontin) untuk anak laki-laki atau lunula (logo berbentuk bulan sabit) untuk anak perempuan. Lingga adalah desain jimat populer yang diadopsi dari Yunani kuno. Hal ini diyakini untuk melindungi pemakainya dan menangkal bahaya atau kejahatan. Liontin itu biasa dikenakan di leher atau disimpan dalam tas kulit kecil.
Berpakaian umumnya lebih memakan waktu untuk para nyonya rumah karena sedikit lebih rumit. Mereka mengenakan pakaian dalam untuk alasan sanitasi, gaun tebal, dan tunik yang lebih rumit. Para wanita sangat memperhatikan penampilan mereka baik di dalam maupun di luar rumah. Make up memainkan peran penting dan banyak wanita memiliki berbagai sisir, botol parfum, pinset, dan cermin.
Gaya rambut orang-orang Romawi kuno bervariasi karena tren sering berubah, terutama selama abad ke-1 dan ke-2 Masehi. Tetapi hal-hal ini tampaknya penting untuk kehidupan sehari-hari di Romawi kuno karena ada beberapa referensi tertulis yang menyebutkan nyonya rumah marah pada budaknya jika rambutnya tidak diatur sesuai standarnya.
Di kehidupan Romawi kuno, sebagaimana dicatat Ancient Origins, pagi hari adalah waktu tersibuk. Rumah itu akan dipenuhi anggota-anggota keluarga yang berlarian dan staf dapur akan sangat sibuk, meskipun pada zaman Romawi sarapan bukanlah urusan besar.
Saat meninggalkan rumah, seseorang mungkin melewati sebuah mozaik yang memperingatkan orang lain "Waspadalah terhadap Anjing." Terkadang anjing ini dirantai ke dinding dan dimaksudkan untuk mencegah calon pencuri. Anjing juga dipelihara sebagai hewan peliharaan rumah tangga.
Kita harus ingat bahwa kota-kota Romawi tidak dibangun dengan bagian yang "diinginkan" dan "tidak diinginkan" yang memisahkan kelas. Seseorang bisa menjadi kaya dan tinggal di samping tetangga miskin yang sering tinggal di rumah susun yang disebut insula.
Baca Juga: Perbedaan si Kaya dan si Miskin dalam Makan dan Minum di Romawi
Ketika nyonya rumah pergi ke pasar, dia biasanya mengunci perhiasannya. Dia mungkin juga pergi keluar dengan seorang budak. Pada siang hari dia tidak akan diganggu oleh lalu lintas beroda saat berada di jalan-jalan, karena kendaraan beroda dilarang sampai malam.
Pada siang hari anak-anak akan mengikuti naluri kanak-kanaknya: mencari makan atau bermain. Jadi, begitu mereka sampai di rumah, mereka akan langsung menuju dapur dan memohon pada juru masak untuk memberi mereka makanan. Jika tidak demikian, mereka akan lari ke taman untuk bermain.
Rumah dengan pendapatan sederhana sekalipun akan memiliki semacam taman. Kebanyakan orang Romawi sangat menyukai dan bangga dengan taman mereka dan ruang itu memenuhi tujuan praktis dan menyenangkan. Sebuah taman mungkin memiliki beberapa pohon untuk naungan, air mancur, dan bahkan mungkin beberapa patung dan tempat bertengger untuk burung.
Di zaman Romawi kuno, salah satu bagian siang yang paling menyenangkan adalah saat waktunya makan. Orang-orang mengambil makanan mereka di taman atau di area sederhana yang disisihkan untuk makan yang dikenal sebagai triclinium. Di tempat tinggal yang lebih kaya, akan ada penanda yang jelas antara di dalam dan di luar rumah, tetapi orang-orang miskin di daerah terpencil tidak memiliki kemewahan itu.
Permainan juga akan berlangsung di siang hari, dan salah satu permainan favorit dari periode Klasik di zaman itu adalah 'Knucklebones', mirip dengan permainan dadu hari ini. Kaisar Augustus dikenal menyukai permainan ini tetapi anak-anak kecil dijauhkan dari permainan ini karena ada bahaya tersedak.
Anak-anak juga punya waktu untuk bermain dengan hewan peliharaan mereka di siang hari. Hewan-hewan yang biasanya mereka pelihara adalah anjing, kucing, atau bahkan tikus.
Beberapa gadis juga memiliki ayam peliharaan. Horace menulis bahwa anak-anak memelihara tikus sebagai hewan peliharaan dan mengikatkannya ke kereta mainan kecil.
Baca Juga: Hanya di Romawi Kuno, Orang Ingin Bunuh Diri Harus Izin ke Senat
Jam kelima biasanya menandai waktu makan siang. Sayangnya, ini juga tentang waktu ketika orang-orang Pompeii terganggu secara dramatis oleh letusan Vesuvius saat mereka sedang makan siang.
Menu makan siang sederhana untuk keluarga Romawi kuno biasanya mencakup roti, kacang-kacangan, ikan haring, dan bawang. Keluarga yang lain biasanya juga makan buah zaitun, buah ara, dan salad – mirip dengan orang-orang Italia saat ini.
Orang-orang Romawi kuno rutin meminum air atau terkadang menambahkan madu ke dalam minuman untuk memberikan lebih banyak rasa anggur. Apicius, seorang sejarawan sosial yang hebat, melalui tulisannya memberi tahu kita banyak tentang makanan Romawi dan cara memasak dan menyiapkan makanan tersebut.
Pada saat orang-orang Romawi kuno mencapai waktu yang disebut jam keenam, setelah makan dan minum, tibalah waktunya bagi keluarga untuk beristirahat, karena matahari di luar akan sangat panas. Setelah tidur siang, orang-orang akan mandi atau berolahraga atau bahkan pergi menonton pertandingan atau balapan yang menyenangkan. Ini akan dinikmati oleh kelas menengah atau kaya.
Para anggota masyarakat yang lebih miskin masih bisa bersenang-senang dengan pergi ke pemandian. Ini adalah satu-satunya tempat yang dapat dihadiri oleh semua orang Romawi, dan kita harus ingat betapa pentingnya tempat ini bagi masyarakat tersebut. Pemandian juga memberi kesempatan bagi para lajang untuk bertemu seseorang, menjalin asmara, atau mengatur pernikahan.
Sore hari, setelah mandi, berolahraga, dan bermain game, masyarakat Romawi kerap pergi ke arena setempat sebelum kembali ke rumah. Di sana mereka bisa menyaksikan pertarungan antara gladiator dan/atau binatang dan perburuan binatang buas, meskipun acara ini tidak sesuai dengan selera semua orang, bahkan di era Romawi kuno.
Pada saat keluarga telah mencapai jam kesembilan hingga kesepuluh hari itu, sudah waktunya untuk makan malam atau cena. Ini adalah momen penting dalam kehidupan sehari-hari Romawi kuno. Pentingnya acara rutin ini telah diturunkan kepada kita hari ini. Kita sering melihat waktu ini sebagai momen untuk makan dan berbicara dan kemudian dihibur, tanpa gangguan atau tuntutan lain.
Para wanita Romawi mengambil tempat mereka di samping para pria dalam rumah tangga dan kali ini juga dapat mencakup anak-anak mereka. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berbicara tentang apa yang telah mereka lakukan, lihat, atau dengar hari itu. Waktu ini juga dapat mencakup memutuskan tamu mana yang akan diundang ke rumah mereka.
Jika tamu diundang di malam hari, dapur akan menjadi tempat yang sangat sibuk, dengan berbagai hidangan disiapkan dan anggur dituangkan dan dibawa keluar. Saat hidang makan malam sedang disiapkan, para tuan rumah biasanya akan berpakaian khusus untuk makan malam sesuai kebiasaan Romawi. Mereka akan mengenakan pakaian ringan yang dikenal sebagai sintesis.
Kecuali oleh orang-orang yang sedang berada di meja kaisar, toga tidak akan dikenakan para tamu saat makan malam. Hanya sandal ringan yang akan dikenakan saat memasuki rumah. Dan bahkan beberapa pengunjung di meja mungkin memilih untuk bertelanjang kaki.
Di dapur, semua orang akan bekerja sangat keras, karena banyak makanan Romawi yang rumit dan sulit untuk disiapkan. Para staf dapur dapat mencakup beberapa orang, seperti koki utama dan koki lain yang terlatih dalam menyiapkan bagian makanan yang berbeda, tetapi ini tentu saja tergantung pada kekayaan keluarga juga.
Di penghujung hari yang panjang, para tamu akan mempersiapkan diri untuk pulang, atau diantar pulang sebagai perlindungan dari bahaya jalanan. Kemudian nyonya rumah akan beristirahat di kamarnya, dan mungkin suaminya akan bergabung dengannya sebentar sebelum pergi ke kamarnya sendiri.
Semua lampu di rumah akan dipadamkan oleh budak atau pemilik rumah. Dan akhirnya, semua mata penghuni rumah akan tertutup untuk tidur nyenyak. Kecuali mungkin mata penjaga pintu utama dan anjing penjaga rumah yang ada di sana untuk mencegah pencuri masuk.
Baca Juga: Arkeolog Temukan 40 Kerangka Orang Romawi dengan Kepala Dipenggal
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR